Selenggarakan FREKS di UNS, OJK Dorong Akademisi Kembangkan Industri Keuangan Syariah

 

UNS – Dalam rangka pengembangan Industri Keuangan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) sebagai hasil kerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) XVI di UNS. Acara yang berlangsung pada Selasa-Kamis (12-14/9/2017) tersebut menekankan pentingnya dukungan riset dan keterlibatan akademisi dalam pengembangan industri keuangan Syariah di tengah ketatnya persaingan industri jasa keuangan.

Pembukaan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) sebagai hasil kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) XVI ditandai pemukulan gong oleh ketua dewan komisioner OJK (Wimboh Santosa) pada Selasa, (12/9/2017)

OJK mendorong akademisi untuk terlibat dalam bentuk dukungan riset berkualitas yang  diperlukan agar industri keuangan Syariah. Dukungan riset yang berkualitas sangat diperlukan agar industri keuangan Syariah dapat tumbuh lebih cepat, berkelanjutan, dan berdaya saing sehingga dapat berperan dan berkontribusi lebih optimal dalam perekonomian nasional.

Terkait hal tersebut, OJK bekerjasama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) dan UNS menyelenggarakan FREKS XVI dengan mengusung tema  “Menuju Paradigma Baru Industri Keuangan Syariah Indonesia: Penguatan Peran Pemerintah”.

“Untuk mengakselerasi pengembangan industri keuangan Syariah, kita tidak dapat mengandalkan pertumbuhan yang bersifat organik saja, kita butuh peran permerintah yang lebih besar lagi,” tutur ketua dewan komisioner OJK Wimboh Santoso ketika membuka acara tersebut.

Menurutnya, industri keuangan Syariah nasional memiliki potensi yang besar untuk tumbuh sehingga perannya semakin dirasakan dalam mendukung perekonomian Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas serta mendorong inovasi produk yang lebih friendly. Upaya ini diharapkan dapat lebih memperluas lagi pangsa pasar industri keuangan Syariah nasional.

Sementara itu, Ravik Karsidi selaku Rektor UNS menuturkan dalam sambutannya tentang pentingnya  kesadaran masyarakat dalam merespon bisnis Syariah selain perhatian pemerintah terhadap bisnis syariah, terlebih karena mayoritas penduduk Indonesia beragama islam.

“Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengetahui perbedaan perbankan Syariah dengan perbankan konvensional, perbankan Syariah masih terkesan mahal bagi masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus teredukasi dengan baik,” tambah Ravik.

Sambutan Ganjar Pranowi selaku Gubernur Jawa Tengah dalam pembukaan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) XVI

Adapun Ganjar Pranowo, selaku Gubernur Jawa Tengah mengakui pentingnya bisnis perbankan Syariah ini untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, khususnya sebagai solusi yang tepat dan menguntungkan untuk petani, nelayan, pelaku UMKM, dan pelaku bisnis Startup. humas-red.uns/Isn/Dty

 

Skip to content