Sempat Dikatakan Kang Ronde, Begini Pengalaman Mahasiswa UNS sebagai Duta Rupiah dan QRIS

Sempat Dikatakan Kang Ronde, Begini Pengalaman Mahasiswa UNS sebagai Duta Rupiah dan QRIS

UNS — Menjadi seorang duta berarti merepresentasikan sebuah lembaga yang menaunginya. Selain itu, seorang duta juga harus dapat menjalankan kewajiban-kewajiban yang telah diamanahkan sebelumnya. Ia juga menjadi wajah sebuah lembaga yang direpresentasikannya. Hal serupa dialami oleh Farah Primanita, mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang dinobatkan sebagai Duta Rupiah dan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).

Awal mula tergabung dalam Duta Rupiah dan QRIS, Farah sebagai penerima beasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI), mengikuti seleksi pemilihan Duta Rupiah dan QRIS yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) tahun lalu. Setelah dinyatakan sebagai pemenang pertama, Farah memiliki beberapa tugas yang harus diembannya dari BI. Perempuan kelahiran 19 Oktober 1999 ini berkewajiban menyebarkan pengetahuan yang berkaitan dengan rupiah dan QRIS.

“Duta Rupiah berkewajiban menjaga mindset dan perilaku, serta menjaga apa-apa yang diamanahkan BI, karena kami membawa nama BI. Kami harus tahu apa-apa yang berkaitan dengan rupiah dan QRIS dan yang pasti tugas paling pokok adalah memberikan manfaat untuk masyarakat dari segi knowledge dan segi awareness mengenai rupiah dan QRIS,” ujar Farah kepada tim uns.ac.id pada Rabu (8/12/2021).

Selama menjadi Duta Rupiah dan QRIS, Farah mengaku harus terus-menerus belajar mengenai rupiah dan QRIS. Ia acap kali mendapatkan pertanyaan seputar QRIS dan rupiah dari teman-temannya. Berkat pengetahuan yang diperolehnya, ia berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut namun pernah suatu waktu, ia belum mengerti jawaban yang diberikan. Walau begitu, Farah akan belajar lagi atau berdiskusi kepada pihak BI agar dapat memberikan jawaban memuaskan yang tidak asal-asalan.

Ketika berkisah pada tim uns.ac.id, Farah juga mengenang masa-masa ketika ia menjalani proses pemilihan Duta Rupiah dan QRIS. Saat itu, pandemi sedang marak penyebarannya. Pemilihan Duta Rupiah yang awalnya dilaksanakan pada 8 Maret 2020, diubah menjadi 24 November 2020. Walau begitu, Farah mengaku masih tetap bersemangat dan berusaha sebaik mungkin.

Farah juga harus beradaptasi dengan keadaan yang mengharuskannya tersorot oleh kamera. Baginya, lebih baik kita menyaksikan ribuan orang langsung di hadapannya daripada tersorot langsung oleh kamera karena dalam kamera, sekecil apapun itu dapat tersorot dengan jelas. Selain itu, Farah juga mengenang peristiwa menggelitik ketika masa pemilihan. Dirinya sempat disebut “Kang Ronde” oleh pelatih catwalk yang berasal dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat karena cara berjalannya yang kaku. Farah tidak terlalu ambil pusing dengan celotehan bernada candaan tersebut. Bahkan, pelatih catwalk tersebut terkejut ketika mengetahui Farah berhasil menyabet pemenang pertama Duta Rupiah dan QRIS. Ini membuktikan kesungguhan Farah dalam berkompetisi dan terus memperbaiki diri. Ia agak terkekeh ketika bercerita kenangan tersebut.

Jauh sebelum mengikuti ajang Duta Rupiah dan QRIS, Farah sudah ditanamkan pola pikir untuk mencintai rupiah karena dirinya juga termasuk penerima beasiswa GenBI.

“Saya pribadi selalu ditanamkan mindset untuk mencintai rupiah in a positive way. Kita diajarkan untuk mencintai rupiah in a physical way, kayak kita pakai dompet yang lurus biar nyimpen uangnya terjaga, nggak yang sumpel-sumpelan. Dari awal menjadi GenBI kami ditanamkan untuk cinta rupiah, spread out soal rupiah in a positive way tidak hanya in physical stuff tapi in unphysical stuff atau intangible stuff, juga soal mindset rupiah atau investment,” ungkap Farah.

Hal yang dipegangnya selama ini adalah memberi kebermanfaatan bagi sesama. Dalam hal ini, Farah ingin selalu bermanfaat dalam hal mengedukasi masyarakat maupun teman-temannya mengenai rupiah dan QRIS. Ia juga membuat konten seputar edukasi rupiah dan QRIS melalui akun Instagramnya pada @farahprimanitaa. Sebagai Duta Rupiah dan QRIS, titel tersebut membuatnya harus bisa menjaga nama baik BI.

“Menurut aku kalau misalnya kita dapat satu titel, yang berat itu adalah titelnya. Kalau Duta Rupiah satu daerah ya satu dan penyelenggaranya adalah BI, di mana kita harus membawa nama baik BI di tengah masyarakat,” jelas Farah.

Farah ingin dirinya bisa dipandang sebagai pusat informasi mengenai rupiah dan QRIS oleh masyarakat.

“Saya harus bisa mengemban amanah dengan baik, misal kalau aku diajak keliling Indonesia atau Solo, aku bisa menjaga nama baik BI dan menyebarkan knowledge di masyarakat. Saya berharap mereka melihat saya sebagai sumber informasi. Kalau belum tahu, saya bakal cari tahu dulu, dari situ teman-teman dan masyarakat tahu dan paham kalau saya bisa jawab, kalau tidak bisa jawab, bakal cari tahu dulu,” terang Farah.

Ketika ingin meraih suatu prestasi, Farah berpesan agar tetap percaya diri dan menjadi orang yang positif. “Percaya diri aja , apa adanya, stay humble, stay positive, dan stay low profil,” pesan Farah. Humas UNS

Reporter: Zalfaa Azalia Pursita
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content