Snack Bar Umbi Gembili Mahasiswa UNS Berjaya di Kompetisi Produk Pangan Tingkat ASEAN

UNS – Umbi gembili memang tidak terlalu familiar bagi kebanyakan orang di Indonesia. Padahal gembili merupakan komoditas pangan lokal yang memiliki banyak manfaat apabila mengonsumsinya. Namun berkat tiga mahasiswa dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, gembili kini mampu bersaing di kompetisi produk pangan tingkat ASEAN.

Mereka adalah Santi Wilujeng, Aringga Wicaksono, dan Nidia Lestari. Ketiga mahasiswa ITP ini mengolah umbi gembili dan kacang merah menjadi snack bar berserat tinggi yang mereka namakan “Bang Bili”.

Snack Bang Bili

Produk tersebut telah sukses merebut juara ketiga untuk kategori makanan (food) terbaik dalam ajang  “Food Product Development Competition 2018” yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di ASEAN. Kompetisi pengembangan produk makanan dan minuman itu telah berlangsung di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat pada 3-4 Oktober lalu.

Menurut Santi, gembili dan kacang merah dipilih sebagai bahan baku produk inovasi pangan mereka lantaran keduanya masih terbilang jarang dimanfaatkan atau diolah menjadi produk makanan. Padahal ketersediaannya melimpah dan kandungan gizinya yang bagus.

“Umbi gembili terkenal unggul dengan kandungan serat pangan dan senyawa bioktif (inulin). Sedangkan kacang merah kaya kandungan serat protein dan antioksidan. Sehingga snack bar kami bagus untuk kesehatan dan diet. Baik dikonsumsi oleh penderita diabetes, kelebihan kolesterol, gangguan pencernaan dan obesitas,” terang Santi saat dihubungi redaksi pada Jumat (12/11/2018).

Lewat inovasi ini, Santi juga berharap mampu menekan angka impor bahan baku pangan produksi snack bar di Indonesia. “Karena biasanya bahan baku snack bar itu tergolong komoditi impor seperti gandum dan kedelai,” imbuhnya.

Memang tidak dapat dipungkiri snack bar sekarang merupakan produk makanan yang tengah digandrungi oleh masyarakat masa kini. Aktivitas yang super padat, membuat mereka memilih makanan yang praktis dan instan. Membaca peluang tersebut,  Santi dan kedua temannya akhirnya memutuskan untuk mengemas umbi gembili dan kacang merah dalam bentuk snack bar yang sangat menyehatkan sekaligus tidak membuat gemuk.

Santi bahkan berani meyakinkan bahwa snack bar “Bang Bili” buatannya itu memiliki kandungan serat pangan lebih tinggi dari yang di pasaran. “Produk kami serat pangannya 8 gram dan hanya terdapat 180 kkal. Kalau yang dijual di pasaran hanya sekitar 4-5 gram saja per produknya,” ungkap dia.

Dengan sejumlah keunggulan tersebut, mereka berharap “Bang Bili” benar-benar dapat dikomersilkan sehingga masyarakat Indonesia dapat mengkonsumsi makanan yang lebih menyehatkan. “Saat kemarin dinilai dewan juri yang berasal dari industri pangan di Thailand, beliau menyarankan produksi kami dilanjutkan untuk dikomersilkan, bahkan beliau juga memberikan masukan agar produknya lebih sempurna. Jadi kamu punya bayangan untuk dikomersilkan namun tentunya jika ada investor yang mau mendanai,” kata Santi.

Adapun Food Product Development Competition (FPDC) merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB). Tahun ini, kompetisi tersebut mengangkat tema “Discovering and Developing the Uniqueness of ASEAN through Local-based Functional Foods and Beverages” yang artinya setiap peserta diminta untuk menciptakan produk makanan dan minuman dari bahan baku lokal serta menghasilkan produk yang bermanfaat. Humas UNS

Skip to content