Tim Interdisipliner Dosen UNS berhasil Memenangkan Grant “Global Equality Partnership” dari British Council

Tim Interdisipliner Dosen UNS berhasil Memenangkan Grant Global Equality Partnership dari British Council

UNS — Tim Interdisipliner Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang terdiri dari beberapa fakultas berhasil memenangkan Grant “Global Equality Partnership” dari British Council. Adapun anggota tim dalam program penelitian ini adalah Dr. Erna Dyah Kusumawati, S.H., M.Hum., LL.M. dan Rachma Indriyani, S.H., LL.M.,Ph.D. dari Fakultas Hukum (FH), Dewanti Cahyaningsih, SE., M.Rech. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Likha Sari Anggreni, S.Sos., M.Soc.Sc. dan Monika Sri Yuliarti, S.Sos., M.Si. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Selain itu, terdapat perwakilan dari Aston University, yakni Professor Hannah Bartlett  (Lead Applicant) dan Claire Richard.

Ketika dihubungi uns.ac.id, Dr. Erna Dyah Kusumawati, S.H., M.Hum., LL.M. selaku ketua tim penelitian menyebut bahwa program penelitian ini didanai oleh British Council.

“Untuk (tema) gender equality, khususnya di Indonesia, yang didanai oleh Brirish Council ada 11 kolaborasi, kebetulan UNS salah satunya. Masing-masing projek tersebut mendapat 25.000 poundsterling, jadi sekitar 480-490 juta,” jelas Dr. Erna.

Terkait dana penelitian, Dr. Erna menyebut bahwa dana dikelola oleh Aston University yang kemudian nanti dikirimkan kepada tim penelitian yang ada di Indonesia.

Program Going Global Partnership ini diselenggarakan untuk menguatkan kolaborasi universitas di Inggris dengan negara-negara lain.

“Program ini memang men-support universitas di seluruh dunia untuk bekerja sama menuju higher education yang lebih terkoneksi, lebih kuat, lebih setara dan lebih inklusif,” ujar Erna

Tim penelitian ini mengambil tema gender equality partnership dengan judul ‘Addressing Gender Gap Within Female University Graduate In Entering Industries: An Economic, Cultural, And Legal Approach’. Judul ini diambil karena melihat adanya gap antara lulusan universitas perempuan yang cukup tinggi dengan kesempatan kerja yang mereka miliki, ditambah adanya temuan bahwa partisipasi kerja perempuan di Indonesia lebih rendah.

“Gap ini yang ingin kita teliti. Nanti subjek yang akan kita dengarkan adalah dari para dosen, staf perempuan, mahasiswa, dan juga user atau pengguna lulusan. User ini penting untuk melihat prestasi atau performa dari para lulusan perempuan dari universitas ini di perusahaan mereka,” terang Dr. Erna.

Keberlanjutan dari riset atau penelitian ini adalah adanya pelatihan bagi lulusan universitas perempuan untuk mempersiapkan mereka masuk dalam dunia kerja.

“Setelah itu kita akan mendesain pelatihan, entah itu leadership, dan gender equality bagi para lulusan universitas perempuan sehingga mereka akan lebih siap ketika memasuki industri dengan berbagai tantangannya. Itu ide dasar dari proposal kami,” jelasnya,” imbuhnya. HUMAS UNS

Skip to content