Tim Pengabdian LPPM UNS Sosialisasikan SNI dan Peluang Pengembangan Ekowisata di Karanganyar

UNS–Tim Pengabdian Masyarakat HGR Rekayasa Industri dan Tekno-Eknonomi (RITE), LPPM UNS telah mengadakan sosialisasi mengenai SNI dan Peluang Pengembangan Ekowisata ke Perangkat Desa dan Kelompok Tani Desa Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar. Dalam kesempatan tersebut, dua SNI yang disosialisasikan yaitu SNI Sistem Pertanian Organik (SNI 6729 : 2016) dan SNI untuk Produk Kopi (SNI 01-2907-2008).

Tim Pengabdian Masyarakat ini terdiri dari Dr. Muh. Hisjam, Roni Zakaria, ST., MT. dan dibantu dua mahasiswa. Dr. Muh. Hisjam mengatakan, sosialisasi tersebut dilakukan untuk membangkitkan kesadaran kelompok tani supaya mengadopsi kedua SNI tersebut untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi yang dihasilkan.

“Kegiatan Sosialisasi berjalan dengan lancar dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi bertempat di rumah Bapak Sido Raharjo selaku ketua kelompok tani setempat pada Jumat (6/11/2020). Kegiatan ini dihadiri Kepala Desa Wonorejo, Sularno, anggota kelompok tani yang lain,” terang Dr. Muh. Hisjam dalam rilis yang diterima uns.ac.id, Selasa (17/11/2020) .

Dengan mengadopsi kedua SNI tersebut, maka lahan dan sarana produksi yang dikelola kelompok petani di Desa Wonorejo dapat dijadikan tempat untuk melakukan studi banding. Dan ini dapat menjadi percontohan bagi pihak yang ingin menerapkannya atau pihak-pihak yang tertarik dengan sistem pertanian organik kopi. Dengan panorama indah yang dimiliki, suasana pegunungan yang sejuk serta pertanian organik kopi yang dikembangkan, maka desa Wonorejo berpeluang untuk mengembangkan ekowisata. Peluang pengembangan sebagai Desa Ekowisata cukup besar karena telah berkembang sebelumnya obyek Rumah Pohon dan Banyu Adem serta lokasi kolam renang dan wahana outbond di lokasi yang tidak jauh dari Desa Wonorejo.

Kelompok tani dan perangkat desa menyambut baik dan antusias terhadap apa yang disampaikan Tim Pengabdian Masyarakat LPPM UNS. Kepala Desa sangat mendukung dan menjanjikan pemanfaatan tanah kas desa untuk keperluan pengembangan sistem pertanian kopi organik tersebut. Ketua kelompok tani juga mendukung dengan pemanfaatan lahan milik mereka dan menyediakan tenaga kerja petani yang diperlukan.

Dengan menerapkan sistem pertanian organik tersebut, maka diharapkan harga jual kopi yang dihasilkan bisa lebih tinggi dan berdaya saing di pasar. “Pengembangan ekowisata ini diharapkan akan menumbuhkan usaha-usaha pendukung yang dapat semakin mengembangkan pembangunan di desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” pungkas Dr. Muh. Hisjam. Humas UNS

Reporter: Dwi Hastuti

Skip to content