Tim PKM RSH UNS Angkat Kembali Permainan Benthik untuk Mengatasi Persaingan Antar Saudara Kandung

Tim PKM RSH UNS Angkat Kembali Permainan Benthik untuk Mengatasi Persaingan Antar Saudara Kandung

UNS – Hasil riset Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menunjukkan bahwa modifikasi permainan benthik dapat menurunkan persaingan antar saudara kandung. Riset yang dilakukan tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) ini mengangkat judul “Permainan Tradisional Benthik sebagai Modifikasi Cooperative Play dalam Mengatasi Sibling Rivalry pada Anak di Kabupaten Bojonegoro”.

Tim riset ini terdiri dari Adinda Putri Sholikhah, Abadina Ukhtisiwi, dan Anisya Salsabila Ainun Nur Azizah yang merupakan Mahasiswa Fakultas Psikologi, dan Lia Kurniawati dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dengan dosen pembimbing Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Riset yang dilakukan memadukan sudut pandang psikologi dan budaya dalam upaya menurunkan persaingan saudara pada anak.

Kepada uns.ac.id, Siwi menjelaskan bahwa fenomena persaingan saudara pada anak tidak bisa dianggap sepele. Melansir dari riset lain pada 2019, hampir 75% anak di Indonesia mengalami persaingan saudara kandung mulai dari tindakan agresif hingga luapan emosi yang sering terjadi tanpa alasan. Situasi ini juga diperburuk dengan orang tua yang selalu membedakan anak dengan saudaranya yang berakibat pada kecemburuan anak.  Mereka juga menemukan data bahwa pada 2019, 7 dari 10 orang tua di Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro menyatakan bahwa anaknya memiliki kecemburuan dengan saudaranya.

Masalah persaingan saudara pada anak sulit untuk dihindari. Namun, dapat diatasi melalui permainan kooperatif untuk anak dan saudaranya. Terdapat beberapa permainan tradisional yang termasuk permainan kooperatif, salah satunya permainan benthik, sayangnya pada era sekarang permainan benthik jarang dijumpai karena maraknya permainan modern.

“Riset ini dilaksanakan di SDN 1 Sumberjo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Pemilihan lokasi juga beralasan wilayah Kecamatan Trucuk jauh dari perkotaan yang di mana memiliki akses tanah lapang yang luas sebagai sarana untuk bermain benthik,” terang Siwi selaku anggota tim, Selasa (24/10/2023).

Benthik merupakan permainan yang memerlukan bambu, ranting, atau kayu yang berukuran kecil dan besar. Permainan ini terdiri dari dua regu. Masing-masing regu minimal terdiri dari satu orang. Benthik dinilai dapat meningkatkan kebersamaan. Beberapa nilai dapat ditanamkan kepada anak seperti kesetaraan pembagian peran, satu tujuan, dan kerja sama yang tinggi. Pada hal yang dapat ditanamkan itulah dapat mengatasi masalah persaingan saudara.

“Permainan tradisional benthik ini dapat dikatakan sebagai salah satu play therapy bagi anak yang mengalami sibling rivalry karena anak ditanamkan nilai positif dan diberi kesempatan untuk mengaplikasikan secara langsung nilai positif tersebut,” ujar Rini Setyowati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing.

Nilai positif tersebut antara lain berbagi peran untuk mengurangi perasaan cemburu, merencanakan tujuan yang sama untuk menurunkan persaingan, dan membangun kerja sama yang tinggi untuk mengurangi perasaan benci pada anak. Dengan demikian, aspek dari sibling rivalry pada anak, seperti kemarahan, kecemburuan, dan persaingan dapat diturunkan dengan adanya permainan tradisional benthik ini

Adinda selaku Ketua Tim PKM RSH berharap penelitian ini dapat sekaligus membangkitkan kembali permainan tradisional daerah yang mulai tergantikan oleh gawai. Meskipun permainan ini sudah jarang dijumpai, namun permainan tradisional selalu memiliki beragam nilai luhur yang perlu dilestarikan.

Humas UNS

Reporter: R. P. Adji

Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content