Tim PKM UNS Latih Usaha Batik Wahyu Kusuma di Sragen

Tim PKM UNS Latih Usaha Batik Wahyu Kusuma di Sragen

UNS — Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berikan pelatihan pengembangan motif batik cetak warna. Tim ini terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni melakukan kegiatan pengabdian di usaha kerajinan batik Wahyu Kusuma yang beralamat di Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen.

Kegiatan dari tim UNS tersebut dipimpin Kepala Program Studi (Kaprodi) S-2 Pendidikan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Prof. Mulyanto. Tim beranggotakan Endri Sintiana Murni yang merupakan dosen Prodi S-1 Pendidikan Seni Rupa, Dewi Kusuma Wardani yang merupakan dosen Prodi S-1 Pendidikan Ekonomi, serta lima mahasiswa.

Kegiatan dari tim UNS tersebut melaksanakan PKM dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dikristek) yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS dengan ketuanya adalah Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S.

Dalam melakukan kegiatan pengabdian, tim melakukan pelatihan pengembangan motif batik cetak warna baik secara manual maupun dengan menggunakan aplikasi photoshop. Menurut Sujiyem, pengusaha batik di sana, Desa Plupuh saat ini memang sulit ditemukan biro jasa pendesain motif batik. Hal itu disebabkan oleh banyaknya pengusaha batik yang menggunakan jasa mereka. Dengan meningkatnya kebutuhan para pengusaha batik akan jasa pendesain motif, maka dibutuhkan pendesain-pendesain generasi muda yang kreatif.

Selain melakukan pelatihan desain motif, tim PKM UNS juga memberikan pelatihan pembukuan kas dan pemasaran. Menurut tim pengabdi ini, pasca pandemi Covid-19 usaha produksi batik di Desa Plupuh makin berkembang. Bahkan para pelaku usaha memiliki semangat untuk terus berinovasi dan berproduksi.

“Oleh karena itu kami tim dari UNS berupaya mendorong agar Usaha Kecil Menengah batik makin menghasilkan produk-produk yang bermutu,” jelas Prof. Mulyanto, Sabtu (10/9/2022).

Selain itu, tim PKM UNS juga berupaya membantu pelaku usaha batik dalam menghadapi masalah produknya. Menurut temuan tim, masalah tersebut adalah penciptaan produk batik dengan desain motif yang menarik serta sanggit. Hal ini agar dapat memberikan nilai lebih produk batik tersebut.

“Motif sanggit itu motif yang dirancang agar saat menjadi baju, motif tersebut dapat terlihat tersambung sempurna antar bagian. Pembuatan motif semacam itu membutuhkan perhitungan cukup rumit dan matang sejak pembuatan desain motif di atas kain yang dijadikan bahan kemeja,” kata Prof. Mulyanto.

Kegiatan pengembangan motif batik, lanjutnya, selain merupakan kegiatan artistik-eksporatif juga berisi rangkaian pelatihan terhadap para perajin. Pelatihan meliputi pengembangan motif kombinasi dengan menggunakan perangkat lunak gambar digital. Juga perhitungan agar dapat menjadi motif yang sanggit.

Termasuk juga eksperimen kombinasi pewarnaan batik dengan menggunakan pewarna sintetis. Para pelaku usaha juga mendapatkan pelatihan optimalisasi penggunaan aplikasi penjualan digital dengan membuat akun aplikasi daring dan mempelajari strategi pengelolaannya agar dapat tetap menjangkau konsumen secara lebih luas, efektif, dan efisien.

“Kami berupaya agar terjadi partisipasi aktif dan saling menyumbang gagasan dari tim pengabdi dan perajin. Karena hal itu menentukan tercapainya hasil akhir yang diharapkan bersama dalam kegiatan ini,”ujarnya.

Pengabdian dari tim UNS tersebut mendapat sambutan baik dari pemilik usaha. Menurut Sujiyem, kegiatan pelatihan dari tim perguruan tinggi merupakan kesempatan yang baik untuk berinovasi agar produk batik yang dihasilkan tidak monoton.

Batik menjadi tidak monoton baik dari aspek motif dan kombinasi warna. Selain itu, Sujiyem menambahkan, perajin juga butuh upaya untuk meningkatkan pemasaran produk batik yang dihasilkannya.

“Kami merasa terbantu dengan diadakannya program pengabdian dari UNS ini. Sebagai perajin, kami memang membutuhkan pelatihan agar dapat menambah variasi motif batik terutama motif yang dapat dijadikan motif unggulan,” ungkap Sujiyem.

Hasil dari kegiatan pengabdian yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) tahun 2022 tersebut, seorang pendesain mampu menggambar desain motif dengan aplikasi photoshop dan menghasilkan 3 motif batik baru, setiap motif terdiri atas 4 warna.

“Diharapkan hasil pengembangan tersebut dapat menjadi pilihan konsumen masa kini yang menggemari busana batik dengan motif yang menarik secara estetik dan warna yang variatif,” kata Prof. Mulyanto.
Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content