Search
Close this search box.

Tim RG VMEE UNS Ajak Siswa Sekolah Alam Solo Raya untuk Mengolah Sampah Plastik

UNS —Tim Research Group (RG) Vocational and Mechanical Engineering Education (VMEE) Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan pengabdian dengan mengangkat topik “Empowering Local Communities to Help Solve Plastic Waste Through Education And Recycling Solutions” melalui Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) UNS 2023. Mitra kegiatan pengabdian ini adalah Sekolah Alam Solo Raya yang berlokasi di Juwiring, Klaten dan Seamonkey Project yang merupakan sebuah non-governmental organisation atau lembaga swadaya masyarakat dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Pada kegiatan ini, Tim RG VMEE bekerja sama dengan Seamonkey Project mengembangkan mesin daur ulang skala kecil untuk diterapkan sebagai alat edukasi pengolahan sampah plastik di Sekolah Alam Solo Raya. 

Sebagai rangkaian kegiatan, pada 23-24 Juni 2023 telah diselenggarakan kegiatan workshop dan demonstrasi mesin daur ulang yang telah dikembangkan oleh tim yang diketuai Dr. Indah Widiastuti dengan anggota dosen yang terlibat adalah Taufik Wisnu Saputra, M. Pd., Cucuk Wawan Budiyanto, Ph.D., dan Dr. Danar Susilo Wijayanto yang dibantu oleh sejumlah mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin UNS yaitu Abdul Widayat Seno Adji, Erlangga Adji Wicaksono, Eko Bayu Seno, Muhammad Iqbal Amar, Muhamad Andito Yogatama, Muhammad Harist Mishbahuddin, Puthut Alfi Syahri Kurniawan, Ramanda Ridho Barokah, dan Linda Widyawati.

Kegiatan workshop diselenggarakan di dua lokasi yaitu di Kampus FKIP UNS V Pabelan dan di area Masjid Candirejo, Ngawen, Klaten. Dr. Indah selaku Ketua Tim mengatakan bahwa pengabdian ini berfokus pada peningkatan kesadaran terhadap bahaya sampah plastik terhadap lingkungan dan bagaimana mengelola sampah plastik itu untuk meminimalisir dampaknya.

Carlos Steenland dari Seamonkey Project menceritakan pengalamannya menyaksikan banyaknya pencemaran plastik di laut selama perjalanannya berlayar selama 11 tahun sepanjang pesisir Australia, Indonesia dan Malaysia. “Sampah plastik nantinya akan menjadi microplastic yang bisa dimakan oleh hewan-hewan yang ada di perairan, seperti ikan di laut. Nantinya kita sendiri yang akan mengonsumsi hewan-hewan tersebut. Apabila hewan tercemar maka akan berdampak pada kesehatan kita sebagai konsumen“, kata Carlos dalam rilis yang dikirim ke uns.ac.id, Kamis (6/7/2023).

Untuk menunjukkan bagaimana sampah plastik masih bisa dimanfaatkan menjadi produk lain yang berguna, dilakukan demonstrasi penggunaan alat pencacah plastik (shredder) dan injection moulding. Siswa Sekolah Alam Solo Raya diajak untuk menghancurkan sampah tutup botol dan sedotan plastik menggunakan shredder hingga menjadi plastic flake dengan ukuran yang lebih kecil.  Alat ini dijalankan manual tanpa penggerak berenergi listrik menggunakan tenaga manusia berupa putaran tangan sehingga mudah diimplementasikan di sekolah. Selanjutnya, peserta workshop memasukkan serpihan plastik hasil cacahan kedalam mesin injection moulding. Cacahan plastik didiamkan kurang lebih selama 15 menit pada suhu 220 derajat celcius untuk memastikan dapat meleleh sempurna. Kemudian, cetakan (mold) siap dipasang dan tuas penekan digerakkan untuk mengalirkan lelehan plastik ke dalam cetakan. Setelah dingin, cetakan bisa dibuka untuk mendapatkan produk yang dihasilkan. Pada kegiatan workshop ini disiapkan cetakan untuk membuat produk penggaris.

Peserta dari Sekolah Alam Solo Raya terlihat antusias mengikuti kegiatan workshop tersebut dan sangat senang karena bisa mencetak sendiri penggarisnya yang diolah dari tutup botol bekas. Masing-masing siswa berusaha ikut mencoba mengoperasikan kedua mesin yang ditunjukkan dalam workshop tersebut. “Seru banget, Aku pengen membuat mobil,” kata Zaki salah sekolah siswa.

Riyani, fasilitator dari Sekolah Alam Solo Raya menyampaikan kegiatan ini menambah wawasan mengenai besarnya dampak sampah plastik terhadap lingkungan, tidak hanya untuk manusia tapi juga hewan dan tumbuhan. “Kegiatan ini membuat anak-anak berkesempatan belajar melalui eksperimen langsung dalam melakukan daur ulang sampah plastik menjadi produk yang bisa digunakan Kembali,” ujar Riyani.

Pada akhir sesi, Carlos Steenland berpesan untuk melakukan 5R dalam kehidupan sehari-hari yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle dan Rot . “Artinya 5R yaitu menolak penggunaan plastik sekali pakai, mengurangi konsumsi berlebihan, menggunakan kembali suatu barang dengan lebih bijak membeli barang baru, melakukan daur ulang dan mengkompos sisa konsumi organik. Carlos juga mengajak generasi muda untuk aktif bergerak dengan mulai dari langkah sederhana dalam menjaga kelestarian bumi. “Just start it, and let it gradually grows bigger (Mulailah saja, dan biarkan secara bertahap tumbuh lebih besar),“katanya.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan bisa mengurangi populasi sampah plastik yang ada dan menumbuhkan budaya pengelolaan sampah plastik yang tidak bisa terurai, dimulai dari Sekolah Alam Solo Raya dan terus meluas hingga menjangkau masyarakat umum yang lain. HUMAS UNS

Scroll to Top
Skip to content