UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui UNS Fintech Center mencoba mengajak masyarakat untuk menggali kembali gagasan Trisakti di Indonesia. Dengan menggandeng Harian Kompas dan Bank Jateng, UNS Fintech Center mengadakan gelar wicara (talkshow) berjudul “Menggali Gagasan Trisakti, Menggelorakan Budaya Bangsa dan Kearifan Lokal” pada Jumat (24/6/2022).
Gelar wicara tersebut diselenggarakan secara langsung di Gedung Ki Hadjar Dewantara UNS. Berbagai pihak hadir dalam gelar wicara kali ini.
Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. menyambut baik gelar wicara dengan topik ini. Beliau mengatakan bahwa setiap bangsa memiliki identitas yang unik. Identitas tersebut sesuai dengan sifat dan karakter bangsa. Identitas bangsa tersebut bukan menghapuskan identitas lokal, tetapi justru merupakan perkawinan identitas-identitas lokal yang menjadi identitas nasional.
“Identitas nasional yang dimiliki suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dari jati diri bangsa tersebut. Meski begitu, pertumbuhan dan perkembangan budaya Indonesia tidak perlu menekankan dan menghapuskan identitas lokal atau regional,” ujar Prof. Jamal dalam sambutannya.

Beliau menambahkan bahwa kearifan lokal di tiap daerah di Indonesia dapat bertransformasi lintas budaya. Hasil transformasi tersebut dapat melahirkan nilai-nilai budaya nasional.
Kepala Bidang Wawasan Kebangsaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Daryono yang juga hadir dalam gelar wicara ini setuju dengan hal tersebut. Beliau yang mewakili Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa Pemkot Surakarta selalu berusaha untuk memperluas wadah ekspresi budaya masyarakat dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya.
“Pemerintah Kota Surakata terus berusaha meningkatkan ekspresi budaya dengan cara membuat event-event budaya yang menampilkan pelaku budaya dari seluruh Indonesia. Kami pun berinovasi dengan menyelenggarakannya secara hybrid sehingga masyarakat luas dapat menikmati kegiatan budaya secara luring maupun daring. Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong diplomasi budaya,” imbuhnya.
Pihaknya berharap semakin banyak forum-forum yang memungkinkan anak muda dari berbagai latar belakang yang membahas tentang budaya bangsa. Forum-forum tersebut dapat dijadikan ajang mendialogkan perbedaan, mencari titik temu, titik tuju, dan titik tumpu guna menciptakan harmoni dan keselarasan di negeri ini.
Gelar wicara ini juga diisi dengan pidato kunci yang disampaikan oleh Kepala staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. Beliau menyampaikan bahwa falsafah Trisakti yang diungkapkan Bung Karno masih relevan dengan keadaan bangsa saat ini. Falsafah Trisakti yang dimaksud yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Beliau mengatakan bahwa implementasi falsafah Trisakti memerlukan dukungan dari pemimpin yang kuat. Pemimpin dikatakan kuat jika memiliki sejumlah kriteria yang kuat pula.
“Sebagai bangsa yang besar, Indonesia terus mengimplementasikan falsafah kemandirian Trisakti tersebut. Salah satu kuncinya adalah kepemimpinan yang kuat. Seorang pemimpin yang memiliki visi, ide gagasan, serta strategi dalam mengimplementasikannya,” tuturnya.
Selain KSAD, Guntur Soekarno, putra sulung Presiden Soekarno juga memberikan pidato kunci dalam acara ini. Pembahasan mengenai budaya bangsa dan kearifan lokal diteruskan dengan diskusi dan gelar wicara yang menghadirkan tiga pembicara. Ketiga pembicara tersebut yakni Mpu Basuki Teguh Yuwono, S.Sn., M.Sn., tim ahli warisan budaya takbenda Indonesia; Prof. Dr. Warto, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS; dan Raden Ayu Dra. Irawati Kusumorasri, M.Sn., Direktur Solo International Performing Arts (SIPA).
Diskusi ini juga disiarkan di Youtube UNS Fintech Center dan Harian Kompas. Topik diskusi yang menarik membuat jumlah penonton siaran langsung di Youtube cukup tinggi yakni lebih dari 1.200 penonton. Humas UNS
Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti