UNS Berangkatkan Relawan Pencarian Pendaki Gunung Lawu yang Hilang

UNS Berangkatkan Relawan Pencarian Pendaki Gunung Lawu yang Hilang

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberangkatkan Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu ke Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022) pagi. Tim ini diterjunkan untuk membantu proses penyelamatan pendaki Gunung Lawu yang dilaporkan hilang pada Senin (24/10/2022) lalu.

Ada enam relawan yang diberangkatkan. Seluruhnya merupakan relawan Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) SAR UNS. Terdapat satu komandan dalam relawan tersebut. Enam relawan ini dibagi kelompok yang lebih kecil dalam mobilisasi personil.

Pemberangkatan Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu ke Kabupaten Magetan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi UNS Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T., bertempat di Mako SAR UNS. Dalam kesempatan itu, Prof. Kuncoro mengatakan Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu akan melakukan operasi selama tiga hari kedepan.

Sementara itu, untuk mendukung kesiapan proses penyelamatan di Gunung Lawu, Prof. Kuncoro menyampaikan beberapa pesan untuk Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu. Poin utamanya, anggota relawan SAR UNS diminta untuk tetap mengutamakan keselamatan diri dalam bertugas.

“Karena mereka tujuannya penyelamatan, dalam kondisi apapun saya pesan anggota SAR UNS harus selamat dulu. Karena ini cuaca ekstrem, mereka harus save,” ujar Prof. Kuncoro.

Lebih lanjut, Prof. Kuncoro berpesan agar relawan melakukan observasi dan penggalian informasi. Informasi perlu dikumpulkan sebelum relawan SAR UNS memulai penyelamatan. Informasi juga perlu terus dihimpun ketika relawan mulai bertugas.

“Karena info itu sangat penting. Terkait dengan info kekinian kondisi Lawu terkini, kondisi ekstrem. Harus terdata oleh kita,” ujarnya.

Prof. Kuncoro menyarankan untuk tidak langsung mencari di titik tinggi. Mengingat pendaki yang hilang bukan bertujuan melakukan pendakian ke puncak, melainkan melakukan ritual. Relawan nantinya melakukan penggalian informasi dimana saja titik-titik yang umum dijadikan tempat tersebut.

Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu juga diminta mematuhi arahan sesuai standar operasi oleh koordinator operasi lapangan setempat. Mapping atau pemetaan yang dikoordinasi bersama relawan lain akan mempermudah penyisiran dan mengurangi kemungkinan duplikasi titik sisir.

Relawan SAR UNS telah berpengalaman ketika bertugas di beberapa wilayah Indonesia seperti di Bogor, Lumajang, dan lain-lain. Bahkan, evakuasi pendaki di Gunung Lawu bukan pertama kali dilakukan oleh SAR UNS.

“Setiap ada kejadian di sana, pasti SAR UNS peduli dan berperan. Harapannya pendaki tersebut bisa segera ditemukan dengan selamat. Harapannya yang tertinggi ini. Bagaimana caranya bisa ditemukan,” pungkas Prof. Kuncoro. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Redaktur: Dwi Hastuti

Skip to content