UNS Fintech Center Bahas Pemulihan Akibat Pandemi Covid-19 pada Aspek Ekonomi, Bisnis, dan Pendidikan

UNS Fintech Center Bahas Pemulihan Akibat Pandemi Covid-19 pada Aspek Ekonomi, Bisnis, dan Pendidikan
UNS Fintech Center Bahas Pemulihan Akibat Pandemi Covid-19 pada Aspek Ekonomi, Bisnis, dan Pendidikan

UNS — Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Center for Fintech and Banking Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (UNS Fintech Center) menyelenggarakan webinar bertajuk “Strategi dan Implementasi Pemulihan Bisnis, Ekonomi, dan Pendidikan”. Acara tersebut diselenggarakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting dan disiarkan secara livestream di kanal Youtube resmi UNS Fintech Center, pada Selasa (30/3/2021).

Dalam sambutannya, Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho menuturkan bahwa belum adanya kepastian mengenai kapan akhir dari Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan kurang lebih satu tahun. Tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan tetapi juga aspek lain seperti ekonomi dan pendidikan.

“Didalam konteks ini maka harus ada sebuah inovasi baru dan strategi serta implementasi pemulihan bisnis, ekonomi, dan pendidikan kita. Utamanya kita harus mempunyai rasa optimis terhadap satu keadaan pasca Covid ini,” tutur Prof. Jamal.

Materi pertama dipaparkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar pun menyampaikan gambaran pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Pandemi Covid-19 menyebabkan perekonomian terkontraksi -2,65%. Menindaklanjuti hal tersebut, adapun strategi pemulihan ekonomi yang telah dirumuskan. Salah satu upaya yang dipersiapkan adalah pengelolaan industri atau sektor ekonomi potensial. Strategi ini dijabarkan meliputi mendorong sektor industri potensial, back to pertanian, digitalisasi ekonomi dan keuangan terutama UMKM, serta pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menilik dinamika krisis yang terjadi akibat Pandemi Covid-19, Sunarso selaku Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan bahwa risk manajemen perbankan Indonesia telah sangat siap menghadapi krisis ini. Beliau juga memaparkan mengenai strategi selama pandemi, BRI utamakan keselamatan pekerja, optimalisasi IT, digital, dan distribution network, serta mendukung stimulus pemerintah. BRI memastikan program stimulus pemerintah berjalan efektif, efisien, dan tersalurkan tepat sasaran sehingga membantu memulihkan perekonomian.

“Krisis ini telah mengajarkan banyak hal. Terutama kepada kita semua untuk sangat antisipatif terhadap namanya strategic risk. Dan namanya strategic risk memang harus diantisipasi dengan transformasi. Kemudian karena kita (terdampak) berbagai krisis membuat kita menjadi semakin sadar akan pentingnya transformasi,” terang Sunarso.

Dalam sektor industri penerbangan, disampaikan langsung oleh  Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra. Irfan mengatakan bahwa penurunan pada sektor penerbangan diproyeksikan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sekitar 0,02% hingga 1,98% dan mengakibatkan hilangnya pekerjaan dari 4,2 juta hingga 5 juta pekerja. Isu dan tantangan industri penerbangan selama masa pandemi yang meliputi kebijakan tarif, pembatasan kunjungan wilayah, pembatasan perjalanan, beban operasional, pendapatan usaha, hingga persaingan terus dipersiapkan strateginya. Hal ini terlihat dari upaya Garuda Indonesia dalam optimalisasi, konsistensi, hingga pengembangan yang dilakukan guna mencapai pemulihan kinerja.

Deputi Sekretariat Wakil Presiden RI, Prof. Ahmad Erani Yustika memaparkan adanya tiga level arena ekonomi yang kita hadapi saat ini dan yang akan datang. Hal tersebut meliputi arena internasional, nasional, hingga regional. Arena internasional memiliki peran dalam hal perekonomian dunia yang akan berdampak juga pada perekonomian dalam negeri. Pada arena nasional, Indonesia memiliki modal pada regulasi ekonomi yang sudah maupun sedang dipersiapkan pemerintah. Pada arena regional, pembangungan infrastruktur yang mulai membaik dikatakan akan memunculkan kesempatan serta peluang ekonomi untuk kedepan. Prof. Ahmad Erani dalam pemaparannya berpendapat bahwa pemanfaatan unsur maritim Indonesia akan mampu mendorong perkembangan ekonomi yang lebih cepat lagi.

“Kaki maritim itu mesti dipercepat larinya sehingga menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang baru dan bernilai tambah,” terang Prof. Ahmad Erani.      

Pemateri berikutnya adalah Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo. Dalam pemaparannya dikatakan bahwa sektor paling terdampak dari KAI adalah pada sektor pergudangan dimana pertumbuhannya sampai -30,84%. Pada angkutan penumpang terjadi penurunan volume antara April sampai Juli dan mencapai titik sangat rendah, yaitu 72.000 penumpang per hari. Atas berbagai dampak dan tantangan yang dirasakan, alumnus Fakultas Ekonomi UNS ini (sekarang FEB) telah mempersiapkan strategi pemulihan dampak tersebut. Penerapan protokol kesehatan secara konsisten, efisiensi biaya, inisiasi baru terhadap angkutan barang, digitalisasi pelayanan, hingga integrasi ekosistem transportasi menjadi strategi penopang pemulihan dampak Covid-19.

Webinar berlanjut pada materi yang disampaikan Gunawan Sulistyo selaku Direktur Umum Pegadaian. Dalam mendukung pemulihan ekonomi melalui program internal seperti restrukturisasi kredit, relaksasi, pendampingan, dan Gadai Peduli serta dukungan terhadap program pemerintah. Gunawan Sulistyo yang juga merupakan Alumnus Fakultas Pertanian (FP) UNS menuturkan adapun program eksternal yang dijalankan berupa subsidi kredit bunga untuk UMKM serta penyaluran Bantuan Presiden Produktif.

Beragam dampak telah dirasakan oleh berbagai aspek meliputi bisnis dan ekonomi. Tentunya dampak pandemi Covid-19 juga sangat dirasakan oleh dunia pendidikan tanah air. Prof. Dr.rer.nat. Sajidan, M.Si. selaku Wakil Rektor Perencanaan, Kerjasama, Bisnis, dan Informasi UNS memaparkan bagaimana respon UNS pada Covid-19. UNS secara tanggap mengubah sistem kegiatan belajar mengajar dengan menyesuaikan kebijakan pemerintah yang berlaku. Kegiatan pembelajaran serta pengujian skripsi sampai disertasi yang dilaksanakan secara daring, kebijakan WFH secara parsial, subsidi kuota internet mahasiswa, donasi, hingga prosesi wisuda yang berlangsung secara hybrid.

“Intinya bahwa UNS merespon dengan kreativitas, baik pembelajaran dengan sinkronus menggunakan software OCW dan menggunakan berbagai platform dalam perkuliahan,” terang Prof. Sajidan.

UNS juga menginisiasi berbagai kebijakan lain seperti KKN hybrid, realokasi anggaran yang berfokus dalam upaya menghadapi pandemi, penugasan riset untuk inovasi penanganan Covid-19, keringanan UKT mahasiswa, hingga yang terbaru adalah Peringatan Dies Natalis ke-45 UNS yang juga dilaksanakan dengan sukses secara daring.

“Para dosen disaat suasana pandemi Covid-19 juga kreatif menemukan temuan baru seperti ventilator, face shield, juga alat-alat lain terkait dengan penanganan Covid-19,” tutur Prof. Sajidan. Humas UNS

Reporter: Rangga Pangestu Adji
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content