UNS Jadi Raja di Rumah Sendiri

Kompetisi langka lomba newscaster menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Inggris yang dikemas dalam English and Javanese Newscaster Competition se-eks Karesidenan Surakarta paripurna sudah, Sabtu (26/5/2012), di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS). Dari 10 finalis yang lolos, terpilih 6 juara yang keseluruhannya adalah mahasiswa UNS. Deliana Pradita Sari (FSSR) keluar sebagai juara I English newscaster dan Natalia Endah Sulistyas (FISIP) sebagai juara I Javanese newscaster.

Sebanyak 5 finalis Javanese newscaster dan 5 finalis English newscaster kembali beradu kemampuan di hadapan dewan juri setelah lolos audisi pada hari sebelumnya, Jumat (25/5/2012), di tempat yang sama. Audisi pada hari Jumat, diikuti oleh 23 newscaster berbahasa dan 60 newscaster berbahasa Inggris.

Gelaran final lomba newscaster hanya diikuti 9 peserta. “Seorang finalis newscaster untuk bahasa Inggris mengundurkan diri karena ada keperluan keluarga. Jadi untuk yang bahasa Inggris hanya diikuti empat finalis,” ungkap Apsari Retno Wiratmi, ketua panitia, usai acara.

Tantangan

Apsari mengaku kaget dengan sedikitnya jumlah peserta newscaster bahasa Jawa. Menurutnya, selisih yang relatif besar dibanding dengan jumlah peserta bahasa Inggris itu ironis. “Kaget juga pas tahu kok yang ikut bahasa Jawa sedikit sekali. Padahal kita di Solo yang dikenal sebagai kota Budaya. Hal ini perlu dijadikan koreksi bagi kita semua kenapa bahasa Jawa sangat sedikit peminatnya,” ungkapnya.

Pemilihan bahasa Jawa dan bahasa Inggris diakui Apsari untuk memberikan tantangan tersendiri bagi peserta. Bahasa Jawa dipilih karena merupakan bahasa ibu yang banyak dipakai di Solo Raya. Sedangkan penentuan bahasa Inggris karena semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan bahasa Inggris saat seleksi rekrutmen. “Kalo pakai bahasa Indonesia kan terlalu biasa karena semua orang menggunakannya,” tutur mahasiswi Komunikasi UNS itu.

Ia berharap, kegiatan serupa akan dilakukan juga oleh program studi tempatnya menuntut ilmu. “Harapannya kegiatan serupa juga akan dilakukan oleh jurusan sebagai wadah untuk belajar dan menyalurkan bakat,” harapnya.

Gugup

Secara terpisah, Juara pertama I English newscaster Deliana Pradita Sari mengaku senang dengan prestasi yang diraihnya. Meski aktif berbahasa Inggris, Deliana sempat mengalami demam panggung saat mengikuti audisi karena banyaknya peserta dan penonton yang memenuhi ruangan.

Ia berharap kegiatan-kegiatan serupa akan semakin banyak di Solo. “Kalo ada lomba kaya gini lagi aku pasti ikut,” ungkap mahasiswi yang bercita-cita menjadi news anchor ini riang.[]

Skip to content