UNS Konsisten Bantu Korban Longsor Bogor dengan Mengirim Tim Medis Gelombang 3

UNS – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dibawah komando Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNS, Prof. Kuncoro Diharjo terus konsisten untuk membantu korban longsor di Bogor. Setelah tim medis UNS gelombang 2 kembali di Solo, pada Sabtu (25/1/2020) kemarin UNS kembali mengirim tim medis gelombang 3. Tim medis gelombang 3 ini direncanakan berada di Posko UNS yang berada di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Tim medis UNS gelombang 2 yang diwakili oleh dr. Jerry Indra Setiawan (speasialis paru-paru), dr. Dikha Dwi Putra (spesialis penyakit dalam) dan dr. Johannes Naibako (psikiatri) menyampaikan bagaimana kondisi terakhir dan tindakan-tindakan apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk membantu warga di wilayah tersebut.

“Terdapat dua wilayah yang dijangkau oleh tim medis UNS untuk didirikan posko bantuan yaitu di wilayah Sipayung dan Cileuksa. Posko bantuan yang ada di Sipayung terbilang lebih baik karena berdekatan dengan Puskesmas, sehingga tim medis gelombang 2 mendirikan posko di Cileuksa. Wilayah ini masih minim bantuan dan memerlukan tim medis untuk membantu warga. Beberapa daerah sekitar juga masih terisolir karena akses menuju daerah-daerah tersebut terputus,” kata dr. Jerry dihadapan media, Senin (27/1/2020).

dr. Jerry menambahkan bahwa mayoritas masyarakat di sana mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan gangguan saluran pencernaan. Hal ini terjadi karena masyarakat kekurangan asupan serat. Bantuan makanan yang datang sebagian besar adalah makanan-makanan instan dan mengandung minyak, sehingga berdampak kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Di tambah air bersih di wilayah tersebut juga kurang baik memperparah kondisi kesehatan. Jika kondisi ini tidak berubah, prediksi selanjutnya adalah penyakit kulit akan segera merebak melihat kondisi yang lembab dan penggunaan air yang kurang baik dilakukan secara masal, sehingga mempercepat penularan.

Tidak hanya dari kondisi kesehatan secara fisik, tim medis UNS juga melaporkan dari kondisi psikologis masyarakat. Disampaikan oleh dr. Johannes bahwa ada lima pasien dengan kondisi kejiwaan kurang baik, sehingga memerlukan pertolongan dari tim medis. Dua diantaranya langsung di rujuk ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan.

Bersamaan dengan tim medis UNS, beberapa hari kemudian hadir pula tim bantuan dari Dinas Kesehatan setempat dan Kementerian Kesehatan yang meninjau langsung kondisi posko kesehatan. Tim medis UNS mendapat apresiasi dari perwakilan Kementerian Kesehatan atas usaha yang sudah dilakukan untuk membantu korban tanah longsor di Kabupaten Bogor ini.

Sementara itu, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNS, Rohman Agus Pratomo menambahkan bahwa UNS tidak berhenti dengan tim medis 2, UNS kembali mengirimkan tim medis 3 untuk kembali membantu korban bencana. Terdapat lima dokter, dua Mapala Vagus Fakultas Kedokteran (FK) UNS dan 2 orang dari Tim SAR UNS. Dokter yang dikirimkan yaitu dokter spesialis paru-paru, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kulit dan kelamin, psikiatri dan tambahan satu dokter anak. Penambahan dokter anak ini dikarenakan pasien anak-anak juga memiliki jumlah yang tidak sedikit.
“Harapannya tim medis ini bisa membantu masyarakat dan nantinya akan mendampingi masyarakat sampai awal bulan Februari,” Kata Rohman.

Sebagai gambaran di Desa Cileuksa, mata pencaharian masyarakat yang bergantung dengan kondisi alam kini berhenti total. Lahan yang biasanya bisa mereka garap kini rusak dan tidak bisa digunakan. Beberapa warga masih ke ladang untuk mencari-cari sekiranya apa yang bisa digunakan oleh mereka. “Selain itu tidak ada yang mereka kerjakan. Aktivitas mereka ya bergantung pada relawan yang datang. Mereka menanti bantuan dan melakukan aktivitas gotong royong bersama relawan. Kalau relawan tidak datang, mereka juga tidak akan ada aktivitas,” kata dr.Jerry. Humas UNS/ Ratri

Skip to content