UNS Mengirim 23 Mahasiswa ke Luar Negeri dalam Program IISMA

UNS Mengirim 23 Mahasiswa ke Luar Negeri dalam Program IISMA

UNS — Sebanyak 23 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta lolos dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Para mahasiswa tersebut akan melakukan studi selama satu semester di perguruan tinggi di berbagai negara.

Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho mengapresiasi atas capaian mahasiswa UNS yang berhasil lolos dalam program IISMA 2022 ini.

“Saya sangat bangga karena 23 mahasiswa UNS bisa dikirim ke universitas-universitas terbaik di dunia. Saya berharap kalian bisa memanfaatkan waktu di luar negeri untuk bisa menambah kekayaan pengetahuan dan wawasan,” tutur Prof. Jamal, Senin (6/6/2022).

Pesan senada juga disampaikan Wakil Rektor Perencanaan, Kerjasama, Bisnis dan Informasi UNS, Prof. Sajidan. Ia berpesan kepada 23 mahasiswa tersebut agar senantiasa menjaga nama baik almamater.

“Kalian adalah duta UNS di negara asing, senantiasa belajar dan bekerja keras agar program tersebut berjalan dengan baik. Selain belajar ilmu pengetahuan, kalian juga bisa belajar bagaimana kebudayaan di sana. Bisa dipelajari budaya kerja di negara-negara maju sehingga hal-hal yang baik bisa dibawa pulang untuk meningkatkan kinerja institusi dan individu,” harap Prof. Sajidan.

Kepala UPT Kerjasama dan Layanan Internasional UNS, Rino Ardhian N., Ph.D. mengatakan bahwa terdapat peningkatan jumlah pendaftar pada IISMA 2022 ini.

“Tahun ini, UNS berhasil mengirimkan lebih dari 20 mahasiswa, angka yang cukup baik. Sebaran universitasnya juga beragam, ada yang di Amerika, Chili, Eropa, Inggris, Hungaria, dan ada juga yang di Asia. Selamat bagi mahasiswa yang terpilih, semoga bisa membawa nama baik UNS,” tutur Rino Ardhian N., Ph.D.

Selain jumlah mahasiswa yang lolos mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, antusiasme pendaftar juga meningkat cukup signifikan. Pada IISMA 2021, total pendaftar hanya sekitar 60 mahasiswa, tetapi tahun ini mencapai 100 lebih pendaftar dan mulai tersebar di seluruh fakultas. Meskipun demikian, daya persaingan di tingkat nasional juga semakin ketat karena pendaftar dari universitas lain dapat mencapai beberapa kali lipat lebih banyak dari UNS.

UPT Kerjasama dan Layanan Internasional UNS juga melakukan klasifikasi grade kepada para pendaftar sebelum mereka mengirimkan aplikasi ke laman Kampus Merdeka.

“Ada klasifikasi grade agar bisa memetakan kemampuan para pendaftar. Grade A ditujukan bagi mereka yang sudah memenuhi syarat awal tanpa ada pendampingan bahasa. Grade B bagi mahasiswa yang masih memerlukan pendampingan oleh UPT Bahasa. Lalu, sisanya masuk ke grade C,” imbuhnya.

Selain menggandeng Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan dan Pengembangan Bahasa UNS dalam pelatihan bahasa asing, UPT Kerjasama dan Layanan Internasional UNS juga melakukan pendampingan penulisan esai.

“Kami juga mereview pilihan universitas yang dituju dengan melihat IPK, nilai bahasa asing, dan universitas tujuan. Kalau dilihat dari tahun lalu, kami coba proyeksikan ke tahun ini. Misal mereka yang nilai bahasa Inggrisnya tinggi, diarahkan ke negara-negara yang kompetisinya tinggi, misal Amerika, Inggris atau Eropa. Mereka yang bahasa Inggrisnya mepet-mepet ya ke Asia atau Amerika Latin,” jelas Rino.

Rino menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menjadi kendala mahasiswa adalah kemampuan bahasa asing dan pemilihan universitas tujuan.

“Kadang, ada yang nilai bahasa Inggrisnya tidak terlalu bagus tapi malah milih di Inggris atau negara yang saingannya ketat, akhirnya engga lolos,” imbuhnya.

Ia berharap agar 23 mahasiswa UNS tersebut dapat belajar dengan baik selama satu semester di universitas pilihan. Selain itu, Ia juga berpesan agar mereka dapat menjalin relasi dengan warga lokal, mahasiswa internasional, dan juga membuka jejaring kerja sama.

“Jadi, akan terjalin kerja sama antara host university dengan home university,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content