UNS Selenggarakan Kajian Tarawih Online Bersama KH. Abdul Wahid Maktub

UNS — Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Kajian Tarawih Online bersama KH. Abdul Wahid Maktub pada Kamis (30/4/2020). Kajian rutin yang diselenggarakan dua kali dalam sepekan selama bulan Ramadan ini diikuti oleh Rektor UNS, Wakil Rektor di UNS, pimpinan fakultas, ketua lembaga, Direktur dan Wakil Direktur Passarjana, Ketua Senat, anggota Senat serta sivitas akademika UNS lainnya. Bahkan sejumlah Rektor PTN juga turut mengikuti jalannya Kajian Tarawih Online ini.

Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho mengatakan, kajian tarawih yang dilakukan secara online ini adalah program baru karena saat ini sedang dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Kita gelar dua kali dalam seminggu yaitu ada hari Senin dan Kamis malam mulai pukul 20.00-21.30 WIB. Karena pandemi Covid-19, maka kita gelar dengan online. Sebanyak kurang lebih 75 orang mengikuti kajian tarawih ini. Beberapa Rektor PTN lain yang ikut serta diantaranya dari Unnes, Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang, UNIB Bengkulu, Universitas Tengku Umar Aceh dan beberapa universitas negeri lainnya,” terang Prof. Jamal.

Dalam Ramadan tahun ini, Kajian Tarawih sudah dua kali dilakukan. Yang pertama digelar pada Senin (27/4/2020) lalu dengan pembicara Prof. Joko Nurkamto yang merupakan mantan Dekan FKIP UNS. Kemudian Kajian Tarawih online kedua dari UNS menghadirkan pembicara KH. Abdul Wahid Maktub yang merupakan mantan Duta Besar Indonesia untuk Qatar dan Staf Khusus Menristekdikti.

Dalam tausyiahnya, KH. Abdul Wahid Maktub mengambil tema Puasa, Jalan Kenal dan Dekat dengan Alloh. “Puasa Ramadan ini wajib bagi orang yang beriman, ini sesuai dengan ayat yang ada di dalam Alquran yaitu Surat Al-Baqarah ayat 183,” ujar KH. Abdul Wahid Maktub.

KH. Abdul Wahid Maktub menambahkan terdapat tiga tingkatan orang dalam berpuasa. Pertama puasa umum yaitu puasa dengan menahan hawa nafsu perut dan kemaluan saja. Kedua puasa khusus yaitu puasa dengan menahan hawa nafsu perut dan kemaluan. Lalu juga menahan pendengaran, pandangan, lidah, tangan kaki dan seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat. Serta yang ketiga puasa khushushul khushus yaitu melakukan semua yang disebutkan dalam puasa khusus juga ditambah dengan puasa hati dari pemikiran kesenangan duniawi dan hanya fokus beribadah kepada Alloh SWT. Humas UNS/Dwi

Skip to content