UNS Siapkan Beasiswa untuk Mahasiswa Timor Leste

SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) menyiapkan sejumlah beasiswa untuk mahasiswa asal Timor Leste (TL) pada tahun 2013. Beasiswa itu berupa pembebasan biaya uang kuliah tunggal (tuition fee) bagi lima mahasiswa TL yang melanjutkan studi di UNS. Hal itu disampaikan Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, saat jumpa pers di Ruang Sidang Rektor Gedung Rektorat, pada Senin (22/10/2012) siang.

Ia menjelaskan, program beasiswa itu merupakan bagian dari kerjasama antara UNS dengan Universidade Nacional de Timor Lorosae (UNTL) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di Timor Leste, 16 Oktober lalu. Pada penandataganan tersebut, Pembantu Rektor IV UNS Dr. Widodo Muktiyo, M.Kom didampingi Kepala International Office Taufiq al Makmun, MA disambut oleh Rektor UNTL Professor Doutor Aurelio Guterres dan Menteri Pendidikan Timor Leste Bendito Dos Santos Frietas.

Beasiswa serupa juga akan diberikan kepada mahasiswa dari negara lain utamanya yang telah memiliki hubungan diplomatik dengan Pemerintah Indonesia. “Dengan demikian, UNS memiliki peran lebih dalam dunia internasional. Jumlah mahasiswa asing di UNS terus meningkat setiap tahunnya. Ke depan tidak hanya untuk Timor Leste saja tetapi juga dengan negara lain utamanya yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia,” tandas Ravik.

“Selain itu, UNS pun siap mengirimkan tenaga ahli untuk mengajar atau menjadi dosen tamu di Timor Leste dan menerima tenaga ahli-tenaga ahli UNTL yang ingin mengembangkan pengalaman atau studi lanjut di UNS. Menteri Kesehatan Timor Leste yang juga alumni Fakultas Kedokteran UNS mengijinkan dokter-dokternya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter spesialis (PPDS) di UNS,” terang Ravik.

Saat ini, lanjut Ravik, pihak TL tertarik untuk mengadopsi pola sertifikasi guru. TL memprioritaskan pemenuhan untuk guru yang dinilai mendesak adalah guru Biologi, Kimia, Fisika, dan Matematika. Mereka juga membutuhkan guru olahraga dan guru pendidikan luar biasa. “TL kini memiliki 3.500 guru. Tapi mereka mengakui dalam jangka waktu 3-5 tahun ke depan, banyak dari mereka yang pensiun. Guru-guru itu mereka hasilkan dari program Kursus Pendidikan Guru (KPG). Mereka telah menetapkan standard pendidikan minimal untuk guru adalah D3,” urainya.

Kerjasama dengan Timor Leste juga memberikan ruang bagi UNS untuk mendukung pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pengembangan pertanian pangan TL untuk memberi solusi pada pengolahan lahan kering. UNS pun akan membantu pengembangan Bahasa Indonesia di TL meski bukan bahasa nasional tetapi dibutuhkan bagi warganya. “Bahasa Nasional TL adalah bahasa Portugis dan Tetum. Namun, masyarakatnya menggunakan bahasa Indonesia. Generasi muda bisa berbahasa Indonesia karena siaran televisi Indonesia bisa diterima dengan baik di sana,” ungkap Ravik.

Secara umum, kerjasama dilakukan dalam bidang akademik, kerjasama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ravik menilai, dari segi hubungan diplomatik, Indonesia sangat membutuhkan kerjasama untuk membangun bagaimana cara bertetangga yang baik dengan Timor Leste. “Tidak semata-mata mencari untung,” pungkas Ravik.[]

Skip to content