UPT Layanan Internasional UNS dan PUI Javanologi UNS Gelar Virtual Hi Java! Cultural Course 2020

UNS — UPT Layanan Internasional Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkolaborasi dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi Kajian Tradisi Jawa UNS menyelenggarakan virtual Hi Java! Cultural Course 2020. Kali ini, Hi Java! Cultural Course diselenggarakan secara virtual pada Senin- Rabu (23-25/11/2020) melalui Zoom Cloud Meeting. Sebanyak 256 orang dari 14 negara mendaftar untuk berpartisipasi dalam Hi Java! Cultural Course 2020.

Kepala UPT Layanan Internasional UNS, Irwan Trinugroho, Ph.D mengatakan, Hi Java! Cultural Course merupakan kursus 2 Minggu untuk orang-orang yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengetahuan tentang budaya dan bahasa Indonesia dan Jawa. “Kursus ini bertujuan untuk memperkenalkan bahasa, budaya, dan kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, kepada siswa dari seluruh dunia untuk membantu mereka mencapai pemahaman yang lebih baik tentang bangsa Indonesia,” terang Irwan, Rabu (25/11/2020).

Sementara itu, Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS, Prof. Sajidan dalam sambutannya menyampaikan bahwa pandemi bukan halangan untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada dunia.

“Pandemi ini tidak menghentikan kami untuk berbagi tentang budaya Jawa kepada dunia. Faktanya, sekarang lebih banyak yang dapat bergabung karena online menghilangkan batasan fisik,” ujar Prof. Sajidan.

Kursus dihari pertama membicarakan mengenai keris sebagai salah satu elemen dalam budaya jawa. Menurut Ketua PUI Javanologi Kajian Tradisi Jawa UNS, Prof. Sahid Teguh Widodo, Keris telah diakui eksistensinya di dunia sebagai benda pusaka dalam budaya jawa. “Keberadaan keris telah diakui dunia sebagai benda pusaka kemanusiaan dari Budaya Jawa. Tidak hanya sebagai senjata, keris merupakan simbol status sosial dan kekuasaan dalam masyarakat,” ujar Prof. Sahid.

Sementara itu, Budayawan Keris, Empu Wafi menyampaikan bahwa Keris merupakan benda pusaka yang sangat unik, ratusan pamor (Motif) dan Warangka (Sarung) adalah selembar Kanvas yang membuat setiap Keris Unik. Kemudian Empu dari Padepokan Brojobuwono, Empu Basuki menceritakan mengenai makna filosofis yang terkandung dalam keris.

“Bagi pria jawa, keris merupakan simbol kehidupan yang sempurna. Hidup sempurna jika anda memiliki wisma atau rumah (sebagai lambang kestabilan), garwa atau istri (sebagai lambang keturunan yang baik), turangga atau kendaraan (sebagai lambang kelapangan), kukila atau burung (sebagai lambang apresiasi terhadap seni) dan curiga atau keris (sebagai simbol rasa tanggung jawab dan kebijaksanaan),” ceritanya.

Selain tentang Keris, Hi Java! Cultural Course kali ini juga membincangkan mengenai Batik dan kesenian tradisional Jawa yang meliputi tembang Jawa dan tari tradisional Jawa. Humas UNS

Reporter: Dwi Hastuti

Skip to content