UPT Perpustakaan UNS Gelar FGD Pengembangan Kompetensi Pustakawan Indonesia

UNS – Pustakawan memiliki peranan penting dalam mengelola perpustakaan. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi pustakawan di Indonesia, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Masa Depan Profesi Pustakawan di Indonesia”. Diskusi berlangsung di Ruang Nakula Perpustakaan UNS pada Senin, (25/6/2018).

Dalam kegiatan ini, UPT Perpustakaan UNS menghadirkan pustakawan senior, Blasius Sudarsono, sebagai narasumber tunggal. Acara ini dihadiri oleh beberapa pustakawan UNS dan beberapa perguruan tinggi di Surakarta, yakni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara), dan Universitas Setia Budi (USB).

Daryono selaku Wakil Kepala UPT Perpustakaan UNS membuka acara FGD ini. Daryono dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pembicara dan para pustakawan yang berkenan hadir menjadi peserta diskusi.

“Kegiatan ini sangat dinanti-nanti oleh pustakawan tentang bagaimana masa depan dan karier seorang pustakawan di Indonesia. Harapannya, dengan menghadirkan pustakawan senior dapat memberikan pencerahan dan penguatan bagi kami, pustakawan yang junior,” tambahnya.

Lebih lanjut, Blasius Sudarsono menyampaikan bahwa yang menentukan masa depan pustakawan itu adalah pustakawan itu sendiri, bukan dari profesi yang lain. Menurutnya, menjadi pustakawan itu bersifat terbuka bagi siapa saja, tidak membatasi gelar seseorang di bidang tertentu, dan siapa pun bisa masuk menjadi pustakawan.

Pustakawan senior ini juga mengungkapkan bahwa untuk menjadi pustakawan harus memiliki empat pilar kepustakawanan yang harus dimiliki oleh individu-individu pustakawan itu sendiri, yakni 1) pustakawan harus menjadi panggilan hidup, 2) pustakawan adalah semangat hidup, 3) pustakawan adalah karya pelayanan, dan 4) profesi pustakawan harus dilaksanakan dengan profesional, kemauan, dan kemampuan yang selalu beriringan.

“Pustakawan juga harus memiliki kemampuan yang dapat menunjang profesinya, seperti kemampuan membaca, menulis, dan dapat berpikir kritis atas pengembangan teknologi dan informasi saat ini. Ditambah pula dengan etika seorang pustakawan yang baik,” tegasnya. humas.red-uns/Zul/Dty

Skip to content