Usung Tema Re-programming Dukcapil, MM FEB UNS Gelar Kuliah Umum Bersama Dirjen Dukcapil Kemendagri

UNS — Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema Re-Programming Dukcapil (part 2) pada Sabtu (12/6/2021). Kuliah Umum tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting dan disiarkan di kanal Youtube Magister Manajemen (MM) UNS.

Acara Kuliah Umum merupakan program agenda dari Prodi MM FEB UNS untuk memberikan insight kepada para mahasiswa dengan menggundang para praktisi sehingga mahasiswa dapat memperoleh wacana dan wahana pemahaman baru tentang hal-hal yang terjadi di dunia praktis, baik di sisi bisnis privat maupun pemerintahan. Sebelumnya, Kuliah Umum seri pertama telah diselenggarakan dua bulan lalu, yakni pada tanggal 10 April 2021.

Pemateri yang hadir dalam Kuliah Umum Re-Programming Dukcapil (part 2) adalah Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, S. H., M. H, Prof. Zudan merupakan Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri sekaligus Ketua umum Korpri. Adapun jajaran pimpinan UNS yang hadir adalah Retno T. Suryandari, S. E., M. E., Ph. D selaku Kaprodi MM FEB UNS dan sejumlah dosen MM FEB UNS. Selain itu, hadir pula sejumlah mahasiswa MM FEB UNS yang ikut berganbung melalui aplikasi Zoom Cloud Meeting.

Retno menegaskan bahwa topik yang diusung dalam Kuliah Umum  tersebut sesuai dengan agenda UNS yang sedang melaksanakan dan mengimplementasikan reformasi birokrasinya.

“Topik ini menjadi menarik karena UNS pun sebenarnya sedang melaksanakan dan mengimplementasikan reformasi birokrasi sehingga apa yang disampaikan oleh pemateri di seri pertama dan kedua ini bisa kita bilang analog dengan apa yang sedang kita rasakan saat ini,” ungkap Retno.

Kaprodi MM FEB UNS ini juga mengungkapkan bahwa Kuliah Umum tersebut merupakan satu jendela untuk melihat transformasi internal yang dilakukan oleh Direktorat Dukcapil. Melalui jendela tersebut, peserta dapat belajar mengenai transformasi yang terjadi di dalam organisasi dan bagaimana mengelola transformasi tersebut sehingga dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik.

“Ini merupakan satu jendela di mana kita semuanya bisa mengintip dan menyaksikan proses bagaimana Direktorat Dukcapil melakukan transforamsi internal sehingga seperti yang kita lihat sekarang, ada banyak perubahan yang kita saksikan dengan layanan-layanan yang diberikan oleh Dukcapil saat ini,” ujar Retno.

Dibuka oleh Retno T. Suryandari, S. E., M. E., Ph. D dan di pandu oleh moderator Dr. Intan Novela Q. A., S.E., M.Si, Kuliah Umum dengan tema Re-Programming Dukcapil (part 2) resmi dibuka.

Re-Programming dan Branding Organisasi, Dirjen Dukcapil, “Kenali Medan Tempur dan Organisasimu!

Sebagai pemateri dalam Kuliah Umum Re-programming Dukcapil, Prof. Zudan memaparkan materi mengenai ’Re-programming Dukcapil untuk Membangun _Branding Baru’_. Menurutnya, ketika bergabung di dalam organisasi, setiap individu perlu mengenali medan tempur dan organisasi itu sendiri. Pengenalan dan pemahaman medan tempur dapat membawa sebuah organisasi ke arah yang lebih baik. Medan tempur yang dimaksud adalah mengenali peran dan tugas, peta masalah, area kerja, sumber daya, dan persepsi publik.

Pengenalan dan pemahaman setiap anggota organisasi terhadap peran dan tugasnya akan berdampak bagi kecapakan mereka dalam memetakan masalah yang harus diselesaikan. Hal serupa juga dilakukan oleh Dukcapil. Prof. Zudan mengungkapkan bahwa peran dan tugas Dukcapil adalah memberikan identitas kepada seluruh penduduk Indonesia, baik WNI maupun WNA. Sementara permasalahan yang dihadapi oleh Dukcapil adalah fakta bahwa dinamika kependudukan bersifat dinamis sehingga mempengaruhi area kerja Dukcapil.

Semula, area kerja Dukcapil bergerak di skala nasional sesuai dengan peran dan tugasnya. Akan tetapi, fakta dinamika penduduk memperluas ruang gerak Dukcapil ke skala internasional. Hal tersebut dilihat dari peran dan tugas Dukcapil dalam memberikan Nomor Induk Tunggal (NIP) bagi bayi WNI yang lahir di luar negeri. Oleh karena itu, Dukcapil juga perlu mengubah dan menyesuaikan manajemen strategisnya.

 “Karena Dukcapil mengelola bigdata 271 juta lebih, Dukcapil tetap bekerja untuk merawat data sentral,” ungkap Prof. Zudan.

Prof. Zudan juga mengatakan bahwa Dukcapil memiliki tiga data sentral, yaitu satu berada di Batam dan sisanya berada di Jakarta. Oleh karena itu, ketika pegawai pemerintahan lainnya libur, Dukcapil tetap mengelola data sentral agar pelayanan kependudukan dapat dilakukan setiap hari.

Problem berikutnya yang dibaca oleh Dukcapil adalah keterbatasan instrumen untuk mendata penduduk non-permanen. Penduduk non-permanen merupakan penduduk yang bertempat tinggal tidak sesuai dengan alamat KTP dan Kartu Keluarga (KK), misalnya para mahasiswa dari luar kota yang tinggal di wilayah sekitar kampus dan para pekerja yang merantau ke kota-kota besa di Indonesia. Prof. Zudan mengungkapkan bahwa setiap masalah yang dihadapi Dukcapil merupakan suatu tangga bagi Dukcapil untuk menuju ke arah yang lebih tinggi, yakni dengan melakukan inovasi.

Inovasi yang dilakukan oleh Dukcapil untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan membuat portal untuk mendata penduduk non-permanen. Melalui pendataan yang lebih baik, Dukcapil dapat memberikan data yang akurat kepada pemerintah sehingga perencanaan pembangunan, mitigasi risiko, dan perpindahan penduduk terkait dengan transportasi pada saat mudik lebaran dapat ditindaklanjuti dengan tepat oleh Pemerintah.

“Inilah bagian dari management strategic ketika kita melihat persoalan,” jelas Prof. Zudan.

Sementara itu, Prof. Zudan juga mengungkapkan bahwa tugas besar Dukcapil adalah membuat penduduk Indonesia merasa bahagia saat mengurus administrasi kependudukan. Pemberian pelayanan yang membahagiakan bagi masyarakat merupakan tugas yang tidak pernah selesai sehingga menjadi visi bagi Dukcapil. Guna mencapai tugas utama tersebut, Dukcapil terus melakukan perbaikan baik dari Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sistemnya. SDM dan sistem yang baik akan menghasilkan pelayanan terbaik sehingga membentuk persepsi publik yang baik pula. Humas UNS 

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content