Usung Tema The New Normal and Mega Shifing IKA UNS dalam Wedangan Online

UNS-Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali mengadakan Webinar bertajuk Wedangan IKA UNS. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting yang dilaksanakan pada Rabu (20/5/2020). Guna menyampaikan gagasan mengenai konsep baru dalam kehidupan bermasyarakat yang saat ini dilanda pandemi Covid-19, wedangan kali ini mengusung tema The New Normal & Mega Shifting.

Webinar yang dipandu oleh Dr. Soeprayitno yang merupakan Komisioner Dewan Jaminan Sosial Nasional ( DJSN)  menghadirkan enam alumni UNS dari berbagai angkatan sebagai pembicara. Keenam pembicara tersebut yaitu Prof. Sajidan yang merupakan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS, Ir. Suroto selaku Direktur PT Hutama Karya, Yossi Istanto, M.Hum. selaku Direktur BTN, Prof. Hartono merupakan Direktur Utama RS UNS, Dr. Heru Tjahjono yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Daerah Jawa Timur), dan Prof. Teguh Supriyanto yang merupakan Guru Besar FBS Unnes. Acara ini diikuti oleh sekitar 200 peserta aktif, turut hadir pula Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho yang sekaligus membuka Webinar ini.

Masing-masing pembicara menyampaikan topik yang berbeda sesuai bidang keahlian masing-masing. Prof. Sajidan menjelaskan bahwa saat ini terdapat pergesaran dalam dunia pendidikan. Selain itu ada pula softskill yang dibutuhkan saat ini, terlebih dalam bersaing di era revolusi industri 4.0 di tengah pandemi.

“Saat ini, 5 softskill yang harus dimiliki oleh mahasiswa yakni reativitas, persuasi, kolaborasi, adaptasi, dan manajemen waktu. Tidak hanya softskill saja, melainkan juga hardskill yang mampu mendukung jalannya softskill tersebut,” jelas Prof. Sajidan.

Konsep new normal ini ditandai melalui berbagai macam hal, diantaranya physical distancing, menjalankan hobi-hobi di rumah, online shopping, empati dan solidaritas dari rumah, dan penyelenggaraan ibadah virtual.
“Sekarang, mau beli beras pun bisa dari rumah melalui aplikasi, konser atau bentuk kegiatan galang dana dapat dilakukan dari rumah. Lalu yang terakhir ditandai dengan penyelenggaraan ibadah dari rumah, seperti salat Tarawih, bahkan salat Ied juga direncanakan dilakukan di rumah,” paparnya.

Pandemi ini juga mengubah bentuk perkuliahan yang awalnya tatap muka menjadi daring. Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS tersebut menambahkan bahwa tidak hanya perkuliahan saja yang diganti menjadi daring, tetapi wisuda, pengukuhan guru besar, dan seminar juga dilaksanakan secara daring. Beliau juga menyampaikan harus adanya inovasi dan pengembangan metode pembelajaran jarak jauh guna menyongsong konsep the new normal.

“Tantangan yang harus dipecahkan adalah mengembangkan metode online learning yang tidak boros kuota. Meskipun sudah dilakukan melalui cara sinkronus dan asinkronus, tapi tetap membutuhkan kuota internet,” tuturnya.

Tidak hanya pergeseran dalam bidang pendidikan saja, dalam lingkup kehidupan sosial pun mengalami hal serupa. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Dr. Heru Tjahjono. Beliau mengatakan bahwa masyarakat saat ini sedang menghadapi sebuah ketidakpastian karena wabah ini belum bisa diprediksi akan benar-benar berakhir. Perubahan dalam sosial masyarakat juga cukup besar khususnya dalam bidang teknologi.

“Saat ini, revolusi industri 4.0 dipercepat karena adanya Covid-19. Misal saja, masyarakat di pedesaan mau tidak mau harus menggunakan internet untuk mendukung kegiatan belajar yang dilakukan secara daring. Masyarakat harus terbiasa dengan internet sebagai salah satu poin utama dalam konsep new normal,” ungkapnya.

Selain revolusi industri 4.0, beberapa hal atau perubahan yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah perubahan mindset, perilaku, serta emosi positif.

“Perubahan mindset tersebut contohnya kita harus mulai menerima keadaan saat ini karena belum tahu juga wabah ini kapan berakhir. Lalu perubahan perilaku contohnya terjadi pada kegiatan perkuliahan atau sekolah yang dilakukan secara daring, wisuda daring, seminar daring, semua serba daring. Kemudian kita juga harus membangun emosi positif karena hal tersebut berpengaruh pada kesehatan,” terang Dr. Heru.

Webinar yang dilaksanakan mulai pukul 20.00 WIB ini berjalan dengan interaktif. Hal ini ditunjukan melalui antusiasme peserta saat sesi tanya-jawab. Salah seorang peserta, Drs. Ranto turut mengajukan pertanyaan mengenai terobosan yang dapat dilakukan di bidang pendidikan vokasi dalam konsep the new normal.

Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Prof. Sajidan, beliau mengatakan bahwa perguruan tinggi dapat menyiapkan kurikulum agar dapat diterapkan pada kondisi saat ini. Terlebih, saat ini pemerintah juga mengusung kampus merdeka dan merdeka belajar yang membebaskan mahasiswa untuk mengeksplor ilmu lebih banyak lagi.

“Terkait pendidikan di bidang vokasi, dapat dilakukan dengan virtual learning dan direct learning tetapi harus memenuhi protokol kesehatan yang berlaku. Virtual learning ini dapat dilakukan melalui penayangan video kegiatan praktik sehingga mahasiswa mampu mengetahui secara konsep praktikum tersebut. Lalu setelah itu dapat dilakukan secara langsung, tapi harus diatur sesuai protokol. Misal jumlah mahasiswa dibatasi, harus menggunakan APD, dan lain sebagainya,” jelas Prof. Sajidan.

Konsep the new normal ini harus disiapkan oleh berbagai pihak, dibutuhkan inovasi-inovasi baru agar kehidupan dapat berjalan lancar seperti sebelum adanya pandemi. Humas UNS/Bayu

Skip to content