Wirausahawan Muda UNS Bagikan Strategi Berbisnis Jelang New Normal

UNS-Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKwu) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Bincang Bisnis secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Kamis (2/7/2020). Kegiatan bertajuk Succes Story: Strategi Usaha Menjelang New Normal ini menghadirkan dua orang pembicara yang merupakan pengusaha muda dari UNS. Kedua pembicara tersebut yaitu Fiska Amanda, pemilik usaha Bronis Lur dan Jalu Pralambang Indiana, pemilik usaha Indiana Kebab.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 35 peserta aktif ini dimoderatori oleh Dyah Yuni Kurniawati, Peergroup PPKwu UNS. Turut hadir pula Kepala PPKwu UNS, Susantiningrum, M.AB dalam Bincang Bisnis ini. New normal yang saat ini sudah diberlakukan membuat beberapa perubahan-perubahan yang harus dilakukan oleh pelaku usaha.

Pemilik usaha Indiana Kebab, Jalu Pralambang Indiana menyampaikan bahwa dalam berbisnis harus tangguh karena pasti akan menghadapi banyak terpaan.
“Mindset kita juga harus tepat, misal dalam membuka usaha kemudian produknya kurang laku, maka kita harus instropeksi apa yang membuat produk kita kurang diminati pasar. Membuka bisnis juga dapat dimulai dari rumah karena tidak perlu mengeluarkan modal yang banyak,” jelasnya.

Jalu menyampaikan bahwa dalam usaha, dapat memilih dua pilihan yaitu keuntungan cepat tetapi omzetnya kecil dan keuntungan besar tetapi omzet tidak cepat.

“Jadi, kalau jualan yang langsung laku semua atau laris biasanya pendapatan kita kecil, begitu sebaliknya. Dari keuntungan tersebut, juga harus pintar mengatur keuangan sehingga dapat diputar untuk memperbanyak keuntungan,” jelas Jalu.

Dalam bidang bisnis, Jalu juga menyampaikan bahwa secara garis besar bisnis dapat dibagi menjadi 3, yaitu bisnis komoditi, bisnis trend, dan bisnis spesifik.
“Bisnis komoditi ini merupakan bisnis yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, butuh modal yang besar namun marginnya kecil. Lalu bisnis trend ini contohnya kuliner yang membuat orang-orang tertarik, marginnya lumayan besar. Kemudian yang terakhir yaitu bisnis spesifik, contohnya ada produk sabun, berarti kita harus membuat produk yang berbeda misal sabun jerawat. Margin dari bisnis spesifik ini marginnya jauh lebih besar dibanding bisnis yang lain,” tambahnya.

Dalam materi yang disampaikan oleh Fiska Amanda, pemilik usaha Bronis Lur ini menyampaikan bahwa sejak pandemi usaha Bronis Lur sempat redup. Namun, hal tersebut berlangsung tidak lama karena Ia terus melakukan inovasi agar produknya dapat laku di pasaran meskipun semua serba dilakukan secara daring.
“Strategi yang harus dilakukan saat pandemi ini dengan membuat inovasi seperti Bronis Chip yang memiliki masa penyimpanan lebih lama. Saya juga melakukan riset dengan produk-produk yang bisa dipasarkan secara online sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” jelasnya.

Bronis Lur merupakan usaha yang telah digeluti oleh Fiska sejak tahun 2017 berkat bimbingan dari Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNS. Saat ini, Ia memanfaatkan pemasaran secara daring karena traffic penjualan daring di tengah pandemi lebih menjanjikan, terlebih pergerakan masyarakat tidak sebebas dulu. Ia juga memberikan tips bahwa dalam memulai usaha tidak boleh minder meskipun tidak memiliki modal.

“Orang-orang ragu melakukan sesuatu karena modal, padahal kita memiliki potensi. Bagian dari tubuh kita adalah modal, jadi apapun kondisinya seharusnya tetap bisa berjalan, tergantung dari diri sendiri saja. Dalam memulai usaha, yang disiapkan adalah mampu membaca pasar serta berpikir kreatif,” paparnya. Humas UNS

Skip to content