HM Pelita FP UNS Adakan Pelatihan Produk Olahan Jamur

UNS — Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) UNS dari Himpunan Mahasiswa Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (HM Pelita) Fakultas Pertanian (FP) UNS mengadakan pelatihan produk olahan jamur. Kegiatan tersebut diadakan secara langsung pada Sabtu (5/9/2020) di Desa Gondangmanis, Kabupaten Karanganyar.

HM Pelita merupakan salah satu organisasi mahasiswa UNS yang berhasil lolos dalam program PHP2D 2020 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketua Tim PHP2D HM Pelita, Riskia Akbar mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah awal dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat di Desa Gondangmanis. Dalam pelatihan ini, HM Pelita menghadirkan salah seorang narasumber yakni Giyatno, yang merupakan petani serta pengolah olahan jamur.

“Tujuan dari pelatihan tersebut yaitu untuk meningkatkan kemampuan warga Desa Gondangmanis dalam mengolah jamur menjadi produk bernilai ekonomis sehingga meningkatkan added value dari jamur itu sendiri. Proyeksi jangka panjang dari hasil produk olahan tersebut yaitu mendapatkan HAKI yang tersertifikasi Kementerian Hukum dan HAM,” terangnya saat diwawancarai oleh uns.ac.id pada Minggu (13/9/2020).

Pelatihan tersebut diikuti oleh 10 perwakilan warga dari beberapa dusun yang ada di Desa Gondangmanis. Turut hadir pula dosen pembimbing PHP2D yakni Eksa Rusdiyana, M.Sc. yang turut memberikan pengarahan dalam kegiatan tersebut. Sebelumnya, di Desa Gondangmanis memang terdapat beberapa petani jamur yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Jamur (Gapoktan).

“Di sana sudah ada olahan jamur, tapi belum dikelola maksimal. Jadi, dulu produksinya hanya saat ada pesanan saja, kebanyakan jamurnya hanya dijual dalam keadaan masih mentah,” imbuh Riskia.

Selain melakukan pelatihan pembuatan produk olahan dari jamur, HM Pelita juga mulai membentuk kelompok pengolah makanan dari jamur serta menyerahkan peralatan untuk menunjang proses produksi.

“Pelatihan kemarin, kami mengolah jamur tiram dan kuping menjadi keripik. Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu sekitar yang awalnya tergabung dalam kelompok jamur. Untuk sementara, olahannya baru itu, nantinya kami juga akan membuat olahan jamur lingzhi menjadi produk minuman,” terangnya.

Riskia berharap, dengan adanya program ini, masyarakat desa dapat secara mandiri berinovasi dalam mengembangkan potensi yang ada.
“Kami juga berharap pada sektor produk olahan jamur ini dapat menjadi inisiator sektor-sektor lainnya untuk dikembangkan. Apabila semua sektor berkembang dengan baik akan berdampak pada perputaran perekonomian yang baik pula,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content