HIPIIS Tingkatkan Vitalitas Sosial Masyarakat Era Liberalisasi Lewat Semnas

Seminar Vitalitas Sosial Masyarakat Era Liberalisasi Lewat Semnas
Sesi paparan pleno yang menghadirkan 4 narasumber dan didampingi oleh seorang moderator, yaitu (dari kiri ke kanan) Sudharto P Hadi dari UNDIP, Kristiadi dari CSIS, Fathurrahman dari HIPIIS DIY, Nursyirwan Effendi dari UNAND, dan Ismi DA Nurhaeni dari UNS.
Sesi paparan pleno yang menghadirkan 4 narasumber dan didampingi oleh seorang moderator, yaitu (dari kiri ke kanan) Sudharto P Hadi dari UNDIP, Kristiadi dari CSIS, Fathurrahman dari HIPIIS DIY, Nursyirwan Effendi dari UNAND, dan Ismi DA Nurhaeni dari UNS.

HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial) bersama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Bappenas (Badan Pengembangan Nasional) gelar Seminar Nasional dengan tema “Meningkatkan Vitalitas Sosial Masyarakat Indonesia pada Era Liberalisasi Ekonomi dan Politik” , Sabtu (7/11/2015) bertempat di Auditorium UNS. Seminar ini dibuka secara resmi oleh Ravik Karsidi, Rektor UNS dan juga menjabat sebagai ketua umum HIPIIS.

Ravik, dalam sambutannya menyebutkan seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi wacana peranan masyarakat untuk memperkuat daya tahan dan vitalitas sosial dalam menghadapi dinamika liberalisasi politik. Vitalitas sosial adalah kemampuan masyarakat untuk menghidupkan dan mengendalikan hubungan sosial sehingga menjadi kuat, aktif, dan inklusif di antara warganya bersama sektor privat, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil, sehingga bersama-sama dapat mencapai kesejahteraan hidup individual dan kolektif.

Dalam acara ini menghadirkan 2 keynote speaker, yaitu Subandi, Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan yang membahas tentang perencanaan pembangunan yang mendorong vitalitas sosial dan Muhammad Dimyati, Direktur Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan yang membahas tentang peran pendidikan dalam mendorong vitalitas sosial. “Dengan adanya seminar nasional ini dapat mengubah usulan baru dalam pemikiran-pemikiran pembangunan sekaligus memberi stimulasi kepada para ilmuwan sosial. Juga para ilmuwan disiplin ilmu yang lain baik yang mengabdi di perguruan tinggi maupun ilmuwan dan intelektual independen yang tergabung dalam asosiasi profesional untuk dapat meningkatkan peran dan memberi kontribusi dalam proses pembangunan tanah air kita yang tercinta ini,” terang Subandi dalam paparannya.

Pada sesi paparan pleno, menghadirkan 4 narasumber, yaitu Sudharto P Hadi dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Kristiadi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Nursyirwan Effendi dari Universitas Andalas (UNAND), Ismi DA Nurhaeni dari UNS yang dipandu oleh Fathurraman perwakilan dari HIPIIS Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY). Dari ke-4 narasumber tersebut, memaparkan tentang peranan ilmu sosial dalam meningkatkan vitalitas ekonomi Indonesia sesuai dengan bidang masing-masing. Seperti Kristiadi misalnya, yang mengangkat judul “Mewujudkan Kehidupan Politik yang Bermartabat Berdasarkan Pancasila”.

Dalam paparannya, Kristiadi mengangkat permasalahan yang terjadi di ranah politik pada era reformasi, yaitu solusi permasalahan multi dimensi yang dihadapi bangsa pasca reformasi politik. Solusi yang dimaksud Kristiadi ialah dengan menanamkan pendididkan ideologi Pancasila kepada para kader partai politik yang akan menjadi pemegang otoritas politik sebab mereka lah yang memegang kewenangan yang mengikat masyarakat. Transformasi politik tanpa disertai dengan pembangunan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai luhur bangsa dapat dipastikan akan merusak tatanan dan menghangcurkan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu, pembangunan karakter harus menjadi salah satu agenda urgensi. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila, diharapakan kehidupan politik menjadi lebih mulia. Kehidupan politik lebih bermartabat.[](azaria.red.uns.ac.id)

Skip to content