Mahasiswa UNS Kenalkan Teknik Hidroponik Kepada Warga Rembang

UNS – Bakti Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk terus mengabdi bagi masyarakat terus diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan digelarnya Workshop Tanaman Hidroponik di Desa Selopuro, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang pada Sabtu (10/8/2019). Kegiatan yang diinisisasi langsung oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini melibatkan 40 warga yang terbagi atas 2 kelompok tani dan 1 kelompok wanita tani.

Hadir sebagai narasumber Nuril Anwar. Nuril yang merupakan penyuluh dari Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Lasem mengenalkan beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman hidroponik.Dalam kesempatan tersebut, Nuril memberikan materi seputar cara persemaian dan pembudidayaan tanaman hidroponik, seperti jenis media tanam yang digunakan, cara perawatan, kendala yang akan dihadapi, serta keuntungan pembudidayaan tanaman hidroponik.

Menanam dengan teknik hidroponik dipilih sebab tanaman akan lebih mudah untuk dibudidayakan dan tidak perlu membutuhkan banyak air. Hal tersebut dirasa sangat cocok dengan kondisi di Desa Selopuro yang kondisi lahannya kering.

“Tanaman hidroponik bisa ditanam dengan jenis tanaman apapun. Bisa tanaman sayuran ataupun buah-buahan seperti sawi, selada, kangkung, bayam, tomat, dan sebagainya. Jika nutrisi kimia mahal, nutrisi yang diberikan bisa dibuat sendiri yaitu dengan pupuk NPK, KCL dan Gandasil kemudian tambahkan air,” ujar Suparmi yang merupakan Ketua Koordinasi Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Lasem.

Setelah workshop usai digelar, mahasiswa UNS beserta warga Desa Selopuro bersama-sama melakukan praktek pembudidayaan tanaman hidroponik. Kegiatan tersebut terdiri dari praktek persemaian benih dengan media tanam, seperti rockwoll yang dipotong kotak-kotak sekitar 2×3 cm, penempatan rockwoll di baki kecil, nett pot yang telah diberikan sumbu kain flanel, sterofoam yang telah dilubangi, baki besar, benih selada, nutrisi ab mix yang terdiri dari dua botol yang berwarna hijau dan merah dengan rasio 1:1 kemudian ditambahkan air.

Selanjutnya, nutrisi yang sudah tercampur dengan air kemudian diberikan ke masing-masing rockwoll dan nutrisi dimasukkan ke baki besar sebanyak 3/4 bagian. Kemudian rockwoll dimasukan ke dalam nett pot dan dimasukkan lagi ke dalam sterofoam yang telah dilubangi.

Selama 45 hari dibimbing oleh Dr Eng Kusumaningdyah NH, Tim KKN UNS Lasem juga melakukan kegiatan pemetaan potensi Usaha Kecil dan Kenengah (UKM) dan potensi pusaka intangible Lasem.

“Sungguh potensi perdesaan di Kecamatan Lasem sangat luar biasa untuk diungkit ke depannya,” ujar Kusumaningdyah. Humas UNS/Yefta

Skip to content