Alumni UNS Bicara New Normal di Bidang Pendidikan

UNS – Menyikapi New Normal dalam bidang pendidikan, alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Dr. Sarmini, S.Pd., MM. Pd., selaku Direktur Sekolah Islam Nabilah Batam menyampaikan pendapatnya secara tertulis kepada uns.ac.id.

Pada bulan Juli wacana kembali dibukanya sekolah bagi siswa sekolah menjadi satu perhatian penting yang disorot oleh masyarakat. Kondisi tersebut dinilai beberapa pihak harus dipersiapkan dengan baik. Kebijakan New Normal yang dikeluarkan oleh pemerintah harus ditaati oleh semua warga negara Indonesia. Melihat keterangan dari TribunNews.com terkait tahun pelajaran 2020/2021 tetap dimulai pertengahan Juli 2020, sedangkan pembukaan kembali sekolah menunggu kondisi aman dari dampak Covid-19 sesuai dengan keputusan Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan Dr. Sarmini menyampaikan pendapatnya.

Apabila benar adanya penerapan pembelajaran Tahun Pelajaran Baru 2020/2021 sekolah akan dibuka, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah: guru, orang tua siswa dan siswa serta warga sekolah secara keseluruhan harus di edukasi terlebih dahulu regulasi pembelajaran di New Normal tulis Dr. Sarmini (22/5/2020).

Pertimbangan pertama yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan secara teknis dan ketersediaan fasilitas saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas berlangsung. Perlu adanya perhatian khusus pada pengaturan formasi dan jumlah tempat duduk yang ada dikelas. Hal ini dilakukan untuk memastikan siswa tetap menjaga jarak saat melakukan pembelajaran di kelas. Kemudian penting bagi sekolah untuk menyediakan tempat cuci tangan yang ramah bagi lingkungan sekolah.

Selain itu kondusifitas KBM juga perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan kenyamanan warga sekolah terutama guru dan siswa. Kebiasaan baru wajib menggunakan masker ini akan memiliki dampak pada berlangsungnya KBM. Jika tidak dilengkapi dengan pendingin atau sirkulasi udara yang tidak baik maka guru dan siswa bisa merasa panas dan tidak kondusif. Selain itu menjadi tantangan juga bagi guru-guru di tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) untuk menghadapi anak yang tidak akan bertahan lama menggunakan masker. Jam belajar juga perlu dikondisikan supaya tetap berjalan dengan efektif.

Kemudian menjaga kondusifitas saat jam istirahat terkait operasional kantin sekolah. Potensi adanya aktivitas fisik sangat besar pada jam-jam tersebut. Akan menjadi pekerjaan tambahan bagi pihak sekolah untuk mengawasi siswanya. Terakhir ketika jam pulang sekolah diharapkan pihak sekolah dan siswa bisa saling berkompromi untuk tertib dan tidak berdesakan. Jika beberapa aturan tersebut tidak berjalan dengan baik maka yang dikawatirkan adalah bertambahnya jumlah pasien yang terinfeksi positif.

Menurut lulusan FKIP UNS ini bahwa apapun keputusan nantinya yang akan diberlakukan pemerintah di bidang pendidikan maka masyarakat bisa menyikapi dengan bijak. Semua pihak yang terlibat bisa melakukan koordinasi dengan baik dengan mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan pelaksanaan KBM.

Sangat wajar apabila masyarakat sangat menantikan keputusan akhir. Kebijakan tersebut nantinya tidak saja memiliki efek jangka pendek tetapi juga jangka panjang bagi masyarakat. Sehingga diharapkan masyarakat sendiri bijak dan tidak mengedepankan egoisme pribadi untuk mendukung kebijakan pemerintah. Penggunaan masker, hand sanitizer dan physical distancing akan menjadi kebiasaan masyarakat dalam beberapa waktu ke depan tutup Dr. Sarmini dalam tulisannya. HUMAS UNS/RATRI.

Skip to content