Pakar Paru UNS: Disinfektan Berbahaya Bagi Tubuh jika Penggunaannya Tidak Tepat

UNS— Saat ini cairan disinfektan banyak digunakan demi menekan jumlah mikroorganisme di tengah pandemi Covid-19. Penggunaan disinfektan jadi marak disemprotkan di jalan hingga pembuatan bilik atau chamber.

Pakar Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang juga sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Prof. Reviono mengatakan, bahwa penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan bahan yang terkandung dalam disinfektan merupakan partikel berbahaya. Jika disinfektan tersebut langsung terhirup maka bisa membuat peradangan pada saluran nafas serta jika terkena mata akan terjadi iritasi.

“Kalau tiap hari disemprot ke tubuh kan otomatis ada akumulasi partikel berbahaya entah itu deterjen maupun alkohol akan terhirup dan masuk ke saluran pernafasan. Maka secara akumulasi akan terjadi kerusakan yang paling ringan yaitu bronkitis akut. Selain itu, bisa juga terjadi peradangan Pneumonitis jadi di alveoli ikut meradang atau terjadi kerusakan,” terang Prof. Reviono, Rabu (1/4/2020).

Prof. Reviono menyarankan jika memang bepergian dari tempat yang disinyalir sumber infeksi seperti habis jenguk orang sakit atau dari rumah sakit ketika sampai rumah langsung membersihkan diri termasuk ganti pakaian. Namun jika bepergian biasa misalnya ke rumah teman atau saudara yang sehat, Prof. Reviono menyarankan cuci tangan dengan sabun sudah efektif untuk membunuh kuman, bakteri dan virus di tangan. Dan tentunya tetap gunakan masker, jaga jarak dan hindari kerumunan terlebih dahulu.

Sedangkan kalau penyemprotan disinfektan di jalan menurut Prof. Reviono hanya efisien dilakukan di suatu daerah yang banyak di jumpai Orang Dengan Pengawasan (ODP) Covid-19. “Menurut saya lebih efektif dengan mengelap ke permukaan benda yang sering disentuh. Seperti daun pintu, pegangan tangga, pegangan lift, pegangan kursi karena penularan lewat benda-benda tersebut relatif tinggi,” katanya.

Prof. Reviono menghimbau supaya masyarakat senantiasa menjaga kesehatan. “Kalau orang itu sehat, pertahanan tubuh bisa melawan virus maka virus mati dengan sendirinya. Selama virus itu menular maka virus akan hidup terus karena berpindah dari orang satu ke orang lain. Maka perlunya jaga jarak serta hindari kerumunan yaitu untuk memutus penyebaran Covid-19. Minimal jarak satu meter supaya kalau ada virus tidak melompat, kalau sedang batuk pakai masker, hindari salaman dan anjuran dari pemerintah lainnya,” pungkasnya. Humas UNS

Skip to content