Prodi Teknik Sipil UNS Adakan Kuliah Tamu Membahas Ibu Kota Negara

Prodi Teknik Mesin UNS Adakan Kuliah Tamu Membahas Ibu Kota Negara

UNS — Program Studi (Prodi) Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kuliah tamu yang membahas mengenai ibu kota negara. Kegiatan yang dimoderatori oleh Prof. Yusep Muslih ini menghadirkan Dr. Andang Bachtiar yang merupakan Dewan Pengawas Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)  sebagai pembicara.

Dr. Andang Bachtiar membawakan sebuah materi yang berjudul Belajar dari Air, Belajar dari Batu, Ibukota Negara di Sepaku. Ia telah banyak berkecimpung dalam bidang geologi  di Sepaku, Kalimantan Timur sejak 1984.  Meskipun tinggal di Paris, tetapi pada 2019 Ia melakukan riset di daerah Kalimantan Timur khususnya  wilayah cekungan Kutai yang pusatnya terletak di Kecamatan Sepaku, Samboja.

“Ada 3 kawasan, inti pusat pemerintahan seluas 5.644 hektar, kawasan ibu kota negara 42.000 hektar, dan kawasan perluasan ibu kota negara 180.965 hektar yang terletak di Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kecamatan Sepaku. Kalau dibanding dengan luas Jakarta yang hanya 66.000 hektar, ibu kota negara yang baru lebih kecil dari Jakarta. Kalau wilayah inti pemerintahan bisa dibilang seperti Jakarta Pusat,” jelasnya saat mempresentasikan materi pada Senin (10/5/2021).

Dalam kuliah tamu yang berlangsung secara daring, Dr. Andang Bachtiar menyebutkan bahwa di kawasan inti pusat pemerintahan akan ada istana, kantor lembaga negara, taman budaya, dan botanical garden.

“Kawasan ibu kota negara nantinya akan ada perumahan TNI/POLRI, fasilitas pendidikan dan kesehatan, industri teknologi, pusat riset, pusat belanja dan mall, serta diplomatic compound. Lalu kawasan perluasan akan ada taman nasional, kebun binatang, pemukiman masyarakat non-PNS, pelabuhan dan bandara. Terakhir, kawasan perluasan 2 akan dibangun metropolitan dan wilayah pengembangan,” imbuhnya.

Meskipun ibu kota negara terletak di pesisir, tetapi batu-batuannya merupakan batuan tua. Dari sembilan alasan pemilihan lokasi ibu kota menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Andang memfokuskan pada empat alasan, yaitu lokasi bebas bencana tsunami dan gempa bumi, kemiringan lahan dan daya dukung tanah, ketersediaan sumber daya air serta lokasi bebas bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan.

“Hampir separuh daerah ibu kota negara penuh dengan konsesi pertambangan batu bara, bisa dibayangkan banyak bekas tambang batu bara di sana. Selain itu, mengenai kegiatan migas, di ibu kota negara terdapat lapangan minyak besar seperti Mutiara, Samboja, dan Sungai Nangka. Ada 10 lintasan measuring section di seluruh area maupun perluasan, 7 sumur, 10 lintasan seismic kunci, dan 5 kali komersial dan nonkomersial fieldtrip untuk kegiatan eksplorasi migas sejak 2004-2019,” jelasnya.

Ia berpendapat bahwa Kalimantan merupakan daerah paling aman dari gempa bumi. Tetapi, di Kalimantan terdapat patahan adang yang terletak di Selatan, membatasi Barito dengan Pegunungan Meratus dan cekungan Kutai

“Di utara ada tinggian Mangkal, patahan Bengalun, terusannya ke daerah Mangkal, patahan tersebut asalnya dari Palu. Kalau Kalimantan aman dari gempa itu ada di Pontianak, Palangkaraya, kalau di sekitar Tarakan malah dicacah-cacah patahan,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content