Melalui ‘Dasanamane’, Mahasiswa UNS Boyong Tiga Gelar di UPICREV 2020

UNS – Tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) berhasil memboyong tiga gelar sekaligus dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) UPI Creative-Educative-Innovative (UPICREV) 2020 gelaran BEM UPI Kampus Purwakarta. Ketiganya ialah Eryneta Nurul Hasanah (Pend. Bahasa Jawa), Ayuni Diah Melani (Sastra Daerah) dan Abdul Azis (PGSD Surakarta)

Gelar Juara 1, Best Paper, dan Best Presentation diraih oleh mereka pada Minggu (29/11/2020) kemarin setelah mencetuskan ide aplikasi Dasanamane sebagai Inovasi pemertahanan kosakata bahasa Jawa bagi generasi milenial.

Dalam wawancaranya, Eryneta menjelaskan, Dasanamane dikemas dalam bentuk aplikasi android yang sistemnya hampir sama dengan kamus. Perbedaannya, jika kamus itu yang dicari adalah arti katanya, aplikasi dasanamane ini mencari sinonim sebuah kata dalam bahasa Jawa.

“Sebagaimana ‘dasanamane’ yang berarti ‘persamaan katanya’ atau ‘sinonimnya’. Misal, cari sinonim kata endah, itu akan ditemukan sinonim atau dasanamanya dalam aplikasi yaitu alep, endah, listya, peni, raras, resmi, respati, senen, wicitra,” jelasnya, Senin (30/11/2020).

Selain itu, kata Eryn, aplikasi yang belum pernah ada sebelumnya ini, dilengkapi dengan materi pengantar dalam menu “Kawruh Dasanamane”. Isinya yaitu tentang apa itu dasanama yang disajikan dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Adapun, ide tersebut berangkat dari masalah anak-anak yang masih bingung dengan banyaknya sinonim atau dasanama dalam kosakata bahasa Jawa. Di mana hal ini diketahui melalui survei studi pendahuluan yang mereka lakukan, sebelum akhirnya membuat naskah dan prototipe aplikasi untuk tahap pertama.

“Persiapan tahap pertama hanya 3 hari, 1 hari pembuatan aplikasi, 2 hari penulisan naskah. Nah, untuk tahap kedua (red: finalis), kami mempersiapkan poster dan video presentasi. Kami juga melakukan uji coba aplikasi ke 20 responden. Untuk tahap ini kami diberi waktu satu Minggu, dan Alhamdulillah bisa selesai tepat waktu,” ungkap Eryn.

Pada kompetisi bertema “Optimalisasi Peran Pemuda dalam Menghadapi Tantangan Global untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045″tersebut, Eryn dan tim mengambil subtema teknologi hingga berhasil masuk ke-15 besar finalis dari 40 tim yang ikut.

Berbicara perihal kategori predikat yang diperebutkan, ada 9 kategori dalam ajang ini. Yaitu Juara 1—3, Harapan 1—3, Best Poster, Best presentation dan Best Paper. Saat ditanya apa yang menjadi keunggulannya dan tim hingga meraih 3 gelar, menurut Eryn, yang paling tinggi sumbangsihnya adalah konsep presentasi mereka yang unik dan menghibur meskipun giliran presentasi paling akhir.

Pertama, di awal video presentasi mereka, Eryn nembang Jawa sekaligus membawa satu dupa menyala dengan asap yang mengepul. Hal tersebut tentu langsung menarik perhatian juri dan membuat mereka penasaran.

Kedua, karena pembawaan dan nada bicara yang luwes serta ramah sehingga tidak memberi kesan tegang dan mampu mencairkan suasana. Yang ketiga, presentasi ditutup dengan pantun juga jargon yang tidak kalah unik dan disampaikan dengan penuh percaya diri.

“Kami dapat presentasi terakhir, jadi harus beda. Biar tidak tegang. Kedua juri memberikan pujian bahwa presentasi kami itu keren. Di akhir tanya jawab 10 menit, itu membuat juri sampai tertawa gitu, mungkin karena merasa terhibur. Bahkan ada yang memuji kalau entertainment saya bagus, karena saya selaku jubirnya. Selain itu, tentu kami juga memenuhi kriteria-kriteria penilaian,” terang Eryn.

Pada perbincangan kali ini, Eryn juga menyinggung peran Dr. Djoko Sulaksono yang merupakan dosen sekaligus Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa-nya. Ide Dasanamane juga berawal ketika Eryn dimintai bantuan untuk membuat aplikasi serupa sebagai luaran penelitian pengabdian Dr. Djoko.

“Saya berpikiran, daripada hanya berhenti di sini, lebih baik saya coba kemas jadi sebuah KTI untuk dilombakan lagi,” pungkas Eryn. Humas UNS

Reporter: Kaffa Hidayati
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content