Dosen UNS Dampingi Petani Garam di Demak

UNS— Dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan mendampingi petani garam yang berada di Demak, Jawa Tengah. Dosen dari FMIPA UNS ini terdiri dari Dr Witri Wahyu Lestari dari Program Studi (Prodi) Kimia, Dr Sayekti Wahyuningsih Prodi Kimia, Dr Soerya Dewi Marliyana Prodi Kimia, Dr.tech. Dewi Wisnu Wardani Prodi Informatika, Teguh Endah Saraswati PhD Prodi Kimia dan Ahmad Marzuki PhD Prodi Fisika.

Kepada wartawan, Witri mengatakan bahwa keenam dosen FMIPA UNS ini melakukan pengabdian kepada masyarakat secara mandiri. “Jadi kami itu melihat bahwa para petani garam di Mutih, Wedung, Demak itu masih banyak yang menggunakan sistem konvensional. Sehingga kami ingin memberikan pendampingan dengan harapan produksi garam petani bisa meningkat, kualitas garam tinggi hingga pemasaran meluas,” terang Witri saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (14/6/2019).

Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Demak, Witri bersama dosen FMIPA UNS memberikan pelatihan supaya produksi garam petani di Demak meningkat, pemurnian garam tinggi dan tidak tergantung musim.

”Potensi garam sangat bagus disana, namun banyak petani yang pengolahannya masih konvensional. Sehingga kami memberikan pelatihan bagaimana membuat garam beryodium, membuat garam yang tingkat pemurnian tinggi serta membuat garam dalam rumah kaca sehingga tidak tergantung dengan musim,” katanya.

Setelah penyuluhan ini, Tim Dosen dari FMIPA UNS ini akan mengajukan proposal terkait dengan kegiatan pendampingan petani garam di Demak tersebut supaya dapat memperoleh suntikan dana sehingga nanti bisa dimanfaatkan oleh petani garam untuk meningkatan produktifitas dan kualitas garam.

“Selama ini petani garam di Demak memiliki kendala pemurnian garam serta penyiapan lahan. Jadi kami berusaha untuk mencarikan suntikan dana lewat proposal. Semoga bisa lolos dan memperoleh dana sehingga rencana kami untuk membuatkan rumah kaca untuk petani garam bisa terealisasi,” katanya.

Bahkan Witri dan teman-temannya juga berencana untuk menambahkan varian produk garam. Misalnya garam untuk spa, garam untuk industri kosmetik dan masih banyak lagi.

“Dengan begitu pemanfaatannya garam menjadi lebih luas,” ujar Witri. Humas UNS/ Dwi

Skip to content