UNS – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode ke enam Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berakhir pada Selasa (21/2/2017). Unit Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (UPKKN) di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS Surakarta bersama Rektor UNS melakukan penarikan secara simbolis di Desa Pojok, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo.
Ketua LPPM UNS, Sulistyo Saputro, berharap program KKN Kabupaten Sukoharjo yang diikuti oleh 144 mahasiswa UNS ini kedepannya dapat terus terjalin kerjasama yang solid antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat.
“Dari program KKN ini, berharap besar 45 hari disini mahasiswa kami bisa melakukan stimulasi, inisiasi, pemberdayaan potensi lokal dan dapat di tindak lanjuti oleh dosen pembimbing lapangan maupun dosen lain di UNS,” ujarnya.
Ravik Karsidi selaku Rektor UNS yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan acara ini akan sekaligus menandai penarikan 2.186 mahasiswa KKN UNS dan 105 dosen pembimbing lapangan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Hari ini secara resmi kami mohon kelegaan hati bapak ibu sekalian, kami minta mahasiswa kami kembali ke kampus dahulu, menyelesaikan studinya untuk jadi sarjana,” ungkapnya.
Khusus untuk KKN di Sukoharjo, tema yang diusung adalah air minum dan penyehatan lingkungan, pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) dan pengembangan potensi pertanian. Wakil Bupati Sukoharjo, Purwadi memberikan apresiasi atas terlaksananya program KKN yang digelar di wilahyahnya. Ia menyatakan siap melanjutkan apa yang sudah diupayakan mahasiswa.
“Saya menyambut baik atas pelaksanaan KKN disini. Dengan kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat akan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan sumbangan pemikiran serta kerja nyata dalam pendapatan warga dan membangkitkan ekonomi desa. Kami berharap berbagai produk yang dibuat dapat dilanjutkan warga dan memberi manfaat.”
Selain upacara penarikan, pada hari tersebut juga diadakan pameran produk binaan mahasiswa KKN UNS di halaman Balai Desa Pojok seperti berbagai produk makanan, pembuatan briket yang memanfaatkan limbah arang , bank sampah, pupuk organik, alat penjernih air dan sebagainya. (Herlangga Huzkiawan/Dty)
