Semarakan Haornas, FKOR UNS Gelar Seminar Internasional

UNS – Semarakan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2020, Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar acara Ngobrol Pintar Tentang Keolahragaan (Ngopi Teko) part 4 bertajuk Internasional Seminar Sport Commercialization : Best Practices and Challenges pada Kamis (10/9/2020). Acara digelar secara daring melalui Zoom Clouds Meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube Fakultas Keolahragaan UNS.

Acara yang diketuai oleh Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or., ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr. Jean-Francois Brocard dari Associate Professor, CDES University of Limoges, France Secretary General, International Axxociation of Sport Economics. Kemudian, Dr. Giambattista Rosi dari Birkbrck, University of London, UK. Serta mantan atlet dan pelatih nasional pencak silat Indonesia, Dr. Rony Syaifullah. Acara ini di moderator oleh Febriani Fajar Ekawati, Ph.D.

Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Ahmad Yunus. Beliau menyampaikan, bahwa metode pembelajaran dipersiapkan dengan baik dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini, maka proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bisa berjalan lancar, aman dan efektif.

Hal tersebut juga didukung pernyataan yang disampaikan Dekan FKOR UNS, Dr. Sapta Kunta Purnama bahwa ia berharap forum ini bisa dijadikan kesempatan untuk bertukar pengetahuan khususnya bidang olahraga.

Pencak silat menjadi topik yang diangkat oleh Dr. Rony yang menjadi satu-satunya narasumber dari Indonesia. Terdapat beberapa aspek yang terkadung dalam pencak silat yaitu spiritual, bela diri, seni dan olahraga. Sejak tahun 1980, olahraga ini telah memiliki federasi internasional bernama Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa) yang didirikan oleh empat negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain itu Rony juga menjelaskan jika beberapa budaya di Indonesia memiliki kemiripan dengan aktivitas olahraga seperti Lompat Batu Nias, Lomba Karapan Sapi, Panahan tradisional dari Yogyakarta dan lain sebagainya. Kemudian dilanjut pada peran olahraga dalam pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah Festival Internasional Pencak Silat yang pernah dilakukan di Padang, Sumatera Barat pada tahun 2018.

Tak kalah menarik, Dr. Brocard menjelaskan bagaimana kondisi olahraga di negaranya. Menurut penjelasan Dr. Brocard, mayoritas kompetisi olahraga di Negara Paman Sam tersebut diadakan antar sekolah atau universitas. Hal ini dilakukan untuk memberikan fasilitas kepada siswa dan mengembangkan potensi mereka dengan maksimal. Beberapa profesional atlet Amerika Serikat yang lahir karena menekuni bidang olahraga sejak di bangku sekolah atau kuliah ialah perenang juara dunia Michael Phelps dan Michael Jordan dari cabang bola basket.

Lebih lanjut terkait penyelenggaraan olahraga secara profesional, Dr. Brocard menjelaskan kompetisi tersebut berbentuk Liga. Penyelenggaranya pun adalah hanya pemilik klub yang berpartisipasi dalam kompetisi. Didalam pelaksanaan liga mereka bisa memilih siapa yang berhak untuk bergabung dan mengutamakan untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal. Hal tersebut dilakukan karena mereka badan yang bergerak secara otonom.

Sedangkan dari Benua Biru yang diwakili oleh Dr. Giambattista menjelaskan jika pendekatan olahraga dilakukan melalui kegiatan ekonomi dan sosial budaya. Dalam sejarah perkembangan sistem olahraga di Eropa, pernah terjadi kasus Bosman yang menentang sistem olahraga ketika itu. Berawal dari kasus tersebut kini penyelenggaran olahraga berjalan lebih baik, kebebasan pemain dalam menentukan karirnya telah dilindungi dalam peraturan. Lebih lanjut diskusi berjalan interaktif dengan pertanyaan yang datang dari peserta. Salah satunya ialah pertanyaan dari Mr. Lee Kwan Meng dari Malaysia. Humas UNS

Reporter: Ratri Hapsari
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content