UNS Kaji Strategi Pembangunan Pendidikan dan Kebudayan

SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) bakal mengkaji strategi nasional pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam Seminar Nasional “Strategi Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan” pada Selasa (7/5/2013), di Auditorium. Hasil dari seminar itu rencananya akan dibukukan dan dibawa ke tingkat nasional sebagai sumbangsih pemikiran UNS dalam bidang pembangunan pendidikan dan kebudayaan.

Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. mengungkapkan, seminar itu digelar menanggapi beberapa masalah yang telah diidentifikasi oleh pihaknya, meliputi: pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan tidak hanya berpusat pada sekolah. Tapi bagaimana pendidikan juga bisa masuk ke dalam lembaga non formal, keluarga, dan masyarakat. “Anggapan masyarakat selama ini pendidikan dan pengetahuan direduksi hanya pada sekolahan,” kata Ravik Karsidi, saat memberikan keterangan pers, Jumat (3/5/2013), di gedung Rektorat kampus setempat.

Selain itu, lanjut Rektor, keberlanjutan dan aksesibilitas pendidikan bagi masyakarat Indonesia juga perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan tidak hanya bisa diakses oleh kalangan berpunya seperti terkait pembubaran Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Pendidikan harus bisa menyentuh semua kalangan di Indonesia tanpa memandang wilayah, ekonomi, maupun status sosial.

Begitupun halnya dengan keberlanjutan. Saat ini angka putus sekolah dari SD ke SMP, SMP ke SMA, dan SMA ke PerguruanTinggi relatif tinggi. Ravik mencontohkan, lulusan SMA/SMK dan sederajat yang melanjutkan pendidikan ke perguruan baru mencapai 30 persen. Sementara 70 persen sisanya tidak. “Yang 70 persen itu kan mestinya juga diidentifikasi apakah dia nganggur, apakah dia kerja, atau seperti apa?” tandasnya.

Seminar yang digelar bertepatan dengan Dies Natalies UNS ke-37 itu akan menghadirkan beberapa pakar nasional, di antaranya: Prof. Baedowi, Kacung Mardijan, Ki Supriyoko, Prof. Dr. Suyanto. Keynote speech pada seminar itu akan disampaikan langsung oleh Ravik Karsidi sebagai guru besar bidang Sosiologi Pendidikan UNS.[]

Skip to content