Alumni UNS: Strategi Kebangkitan Ekonomi Indonesia Pascapandemi Covid-19

UNS — Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang juga sebagai Alumni Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Hariyadi Sukamdani, mengungkapkan bahwa sejumlah strategi yang bisa diambil pemerintah untuk membangkitkan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Dalam paparannya berjudul “Post-Pandemic Recovery: a Resurgence of Indonesia’s Economy”, ada sejumlah rekomendasi yang diberikan Apindo. Salah satunya adalah dengan menyukseskan program vaksinasi agar pemulihan kesehatan dan ekonomi dapat dipercepat.

“Ada skenario pesimistis dengan indikator penyebaran Covid-19 yang terus melonjak, distribusi vaksin lambat, level of confidence masyarakat menengah ke atas tidak pulih, kebijakan stimulus pemerintah tidak efektif,” ujar Hariyadi Sukamdani dalam Wedangan IKA UNS ke-43, Sabtu (6/2/2021) malam melalui Zoom Cloud Meeting..

Pada bidang ketenagakerjaan, Hariyadi Sukamdani mengharapkan adanya harmonisasi regulasi ketenagakerjaan dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Ia mengatakan, SJSN merupakan bentuk duplikasi terhadap program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).

Ia mendorong pemerintah agar mewujudkan manajemen pengelolaan relasi bipartit dengan mengutamakan spirit kerja sama, memberikan insentif fiskal untuk peningkatan keterampilan kualitas pekerja, dan mendorong terciptanya hubungan hukum antara industri dengan perdata bukan dengan pidana.

“Tenaga kerja asing tidak diperlukan lagi IMPTA (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing), namun masih mensyaratkan RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) kecuali untuk pemegang saham/pemilik, startup berbasis teknologi, pendidikan vokasi, situasi darurat, kunjungan bisnis dan riset dalam waktu singkat. Namun demikian, masih debatable dalam penyusunan RPP,” tuturnya.

Selain di bidang ketenagakerjaan, Hariyadi Sukamdani juga menyampaikan pandangan Apindo terhadap perkembangan ketenagakerjaan dengan hubungan industrial di Indonesia.

Ia mengatakan, tren pemanfaatan teknologi akan terus berlangsung dengan mensyaratkan kemampuan tenaga kerja yang tinggi namun akan menurunkan daya serap tenaga kerja. Hal ini disebut Hariyadi Sukamdani akan menciptakan jenis-jenis pekerjaan baru yang diperkirakan potensial melebihi jenis-jenis pekerjaan yang hilang.

Lebih lanjut, ia menambahkan pandemi Covid-19 menjadi pemicu perubahan cara kerja di perusahaan yang potensial dan memperkecil penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut diakibatkan karena penggunaan teknologi yang fleksibel dan tenaga penugasan multitasking untuk tenaga kerja semakin meningkat.

“Sementara itu, kondisi penanganan Covid-19 yang membaik diharapkan mempercepat recovery perekonomian sehingga tahun 2021 ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh di kisaran 3-5%,” tambah Hariyadi Sukamdani.

Dalam paparannya, Hariyadi Sukamdani juga menyampaikan rekomendasi Apindo pada bidang perbaikan iklim investasi lintas sektoral. Diantaranya mewujudkan makro ekonomi, perbankan, dan pasar modal dengan suku bunga kredit satu digit, pengendalian inflasi, pendalaman finansial dan peningkatan business confidence index. Humas UNS

Reporter: Yefta Christopherus AS
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content