UNS — Sejak berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta semakin menggencarkan kerja sama dan kolaborasi dengan universitas di dunia. Salah satu caranya yakni dengan mengadakan webinar dengan menghadirkan narasumber internasional seperti yang dilakukan Urban Rural Design and Conservation Lab (URDC Labo), Arsitektur UNS.
URDC Labo mengadakan diskusi bertajuk “Roles of Cultural Mapping for a Place Identity Revitalisation”. Diskusi yang dilangsungkan melalui Zoom Cloud Meeting pada Rabu (24/3/2021) tersebut menghadirkan Dr. Lee Yoke Lai yang merupakan Senior Lecture of Built Environment, Department of Architecture Landscape, Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Dalam diskusi tersebut, Dr. Lee memaparkan tentang cara membuat cultural mapping untuk merevitalisasi identitas suatu wilayah. Dia memulai penjelasannya dari apa itu cultural mapping, kemudian proses cultural mapping, hingga terakhir mengenai analisis SWOT tentang cultural mapping.
Dr. Lee menekankan bahwa cultural mapping ini tidak sekadar data berupa angka tetapi juga berkaitan dengan komunitas lokal di wilayah itu.
“Cultural mapping tidak hanya menyediakan informasi seperti bentuk peta atau sistem, tapi cultural mapping juga sangat berkaitan dengan komunitas. Karena itulah informasi dari pengumpulan data tidak hanya data sekunder tapi ada juga data primer dari wawancara komunitas, tanya jawab, atau focus group discussion,” jelas Dr. Lee.
Paparan dari Dr. Lee ini kemudian didiskusikan oleh para dosen dan mahasiswa yang hadir. Sejumlah peserta melayangkan beberapa pertanyaan terkait cultural mapping. Pertanyaan-pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Dr. Lee. Humas UNS
Reporter: Ida Fitriyah
Editor: Dwi Hastuti
