Hidupkan Bahasa Indonesia, FIB UNS dan Kemendikbud Gelar Semiloka dan Deklarasi Pengutamaan Bahasa Negara

UNS – Kecenderungan menggunakan bahasa asing dan maraknya ujaran kebencian di media sosial semakin menambah redupnya pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik. Menilik kondisi tersebut, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret (FIB UNS) Surakarta bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menyelenggarakan Semiloka dan Deklarasi Pengutamaan Bahasa Negara “Lanskap Bahasa Ruang Publik: Dimensi Bahasa, Sejarah, dan Hukum” di UNS sejak tanggal 7 s.d. 10 Agustus 2018.

Pembukaan acara ini berlangsung di Gedung Auditorium UNS pada Rabu (8/8/2018). Acara dibuka dengan pemukulan gong oleh Muhadjir Effendy selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan disaksikan oleh Ravik Karsidi selaku Rektor UNS, Dadang Sunendar selaku Kepala Badan Bahasa, serta para hadirin. Peserta semiloka dan deklarasi berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ahli bahasa, sejarawan, budayawan, pakar hukum, wakil rektor, dekan fakultas, tenaga pendidik, pemangku kebijakan di daerah, mahasiswa, dan pelajar.

“Kosa kata atau simbol-simbol bahasa adalah pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa merupakan inti dari kebudayaan. Manusia tidak mungkin berbudaya tanpa bahasa. Keberadaban manusia itu juga akan dilihat dari bagaimana bahasanya. Bahasa itu mewakili perasaan dan pikiran. Semakin sering bahasa itu digunakan, maka akan semakin menjadi bahasa yang baku. Ujaran kebencian itu memang kelihatannya sepele, tetapi untuk jangka panjang, itu akan merusak komposisi struktur bahasa Indonesia,” jelas Mendikbud.

Kepala Badan Bahasa mengungkapkan bahwa tantangan penggunaan bahasa negara di ruang publik saat ini adalah maraknya penggunaan bahasa asing, yaitu pilihan masyarakat yang cenderung menggunakan bahasa asing di ruang publik tanpa adanya penggunaan bahasa negara mulai menjadi hal lumrah. Di lain pihak, bahasa Indonesia juga mendapat tantangan penggunaannya di media sosial dengan maraknya ujaran kebencian.

“Kami menyambut baik acara Semiloka dan Deklarasi Pengutamaan Bahasa Negara pada hari ini. Mengingat peristiwa delapan puluh tahun lalu, yaitu diselenggarakannya Konggres Bahasa Indonesia yang pertama di Kota Solo sebagai forum akademik pertama yang merencanakan pembinaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Hari ini akan menjadi penguatan nasionalisme kita bersama, terutama untuk menguatkan kecintaan kita terhadap bahasa negara, bahasa Indonesia,” ujar Rektor UNS.

Dalam kegiatan ini juga diumumkan para pemenang lomba wajah bahasa antarfakultas di UNS. Juara pertama diraih oleh Pascasarjana UNS, juara kedua diraih oleh Fakultas Ilmu Budaya UNS, dan juara ketiga diraih oleh Fakultas Kedokteran UNS. Selanjutnya, para peserta semiloka membaca teks deklarasi pengutamaan bahasa negara di ruang publik secara bersama-sama. Selepas acara pembukaan, para peserta diarahkan untuk mengikuti seminar yang dilaksanakan di UNS Inn. humas.red-uns/Zul/Dty

Skip to content