Melejitnya Harga Tiket Candi Borobudur, Begini Tanggapan Pengamat Pariwisata UNS

Melejitnya Harga Tiket Candi Borobudur, Begini Tanggapan Pengamat Pariwisata UNS

UNS — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Republik Indonesia (RI), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan wacana kenaikan harga tiket masuk bagi yang ingin naik ke Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu untuk wisatawan nusantara (wisnus) dan 100 dolar Amerika Serikat untuk wisatawan mancanegara (wisman). Sementara untuk harga tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur akan tetap sama, Rp 50 ribu untuk wisnus, dan 25 dolar Amerika Serikat untuk wisman.

Merespon hal tersebut, pengamat pariwisata sekaligus Kepala Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Deria Adi Wijaya, S.ST.Par., M.Sc. mengatakan bahwa kenaikan harga tiket ini karena Pemerintah ingin melakukan pembatasan jumlah kunjungan. Ia menambahkan, dalam konsep pariwisata kenaikan harga memang harus dilakukan. Karena dalam berwisata dikenal dengan adanya konsep daya dukung lingkungan dari suatu objek wisata.

“Bisa kita bayangkan ketika puluhan ribu, bahkan ratusan ribu pengunjung naik ke Candi Borobudur tanpa adanya pembatasan jumlah pengunjung. Daya dukung lingkungannya pasti akan rusak. Baik itu batu-batunya yang mengalami korosi, juga aksi vandalisme dari pengunjung yang kurang bertanggung jawab” ujar Dr. Deria saat dihubungi tim uns.ac.id pada Senin, (6/6/2022).

Menurutnya pengunjung perlu diedukasi bahwa prespektif pariwisata sekarang sudah bergeser, yang tadinya menggunakan wisata massal, tetapi sekarang wisata minat khusus. Selain itu, di luar negeri pun pengembangan wisata memang sudah mengarah kepada wisata minat khusus. Di mana tak lagi menekankan pada kuantitas jumlah kunjungan, tetapi lebih kepada kualitas kunjungan itu sendiri. Karena dengan semakin eksklusif jumlah kunjungan, otomatis kualitas yang didapat dari wisatawan juga betambah. Baik kualitas dari segi edukasi serta kualitas pengalaman berwisata menjadi jauh lebih baik.

Menyoal Kenaikan Harga Tiket

Dr. Deria melanjutkan bahwa menaikkan harga menjadi strategi pemerintah sebagai pengelola taman wisata Candi Borobudur untuk menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara. Menaikkan harga sebagai strategi untuk membatasi jumlah kunjungan sebanyak 1.200 orang per hari bagi yang ingin naik ke Candi Borobudur.

“Jadi, saya rasa hal yang sangat wajar untuk menaikkan. Cuman mungkin itu kaitannya dengan nominalnya berapa. Tetapi jangan dipatok terlalu tinggi. Karena baiknya lebih ditekankan pada pembangunan sistem. Juga bagaimana alur untuk kunjungan ke Candi Borobudur supaya meningkatkan kualitas wisata pengunjung. Dengan demikian, setelah mengunjungi Candi Borobudur, wawasan bisa bertambah, pengetahuan tentang objek wisata bertambah, dan kualitas dari pengalaman berwisata juga menjadi lebih baik,” jelas Dr. Deria.

Oleh karenanya, Dr. Deria menyampaikan bahwa terkait harga bisa dipertimbangkan kembali oleh pemerintah. Ia pun turut menghimbau jangan sampai wisatawan merasa antipati untuk berkunjung ke Candi Borobudur karena melihat harga yang terlalu mahal. Hingga membuat mereka berpikir berulang kali untuk berkunjung ke Candi Borobudur sampai ke atas.

“Saya setuju untuk pembatasan orang yang ingin naik ke Candi Borobudur dikarenakan faktor konservasi serta daya dukung lingkungan dari suatu objek wisata. Jadi, tak bisa sembarangan orang bisa naik ke candi. Mungkin yang memiliki akses naik hanya dibatasi untuk kegiatan penelitian atau riset tertentu. Kemudian juga kalau memang ada keperluan khusus keagamaan, dan sebagainya,” tutup Dr. Deria. Humas UNS

Reporter: Lina Khoirun Nisa
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content