Seminar Nasional: Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia

UNS –  Fakultas Pertanian (FP)  Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar seminar nasional dalam rangka Dies Natalis UNS ke-43 di Aula Gedung Dekanat FP UNS, Rabu (27/3/2019). Peserta yang hadir pada seminar nasional ini sebanyak 141 pemakalah yang berasal dari pemangku kebijakan, pakar, peneliti, akademisi, pengusaha yang terkait dengan bidang pertanian, dan asosiasi profesi. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Ikatan Alumni Fakultas Pertanian UNS (IKATANI). Sumber daya Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0 pun diangkat sebagai tema agenda yang bertajuk Seminar Nasional dan Praloknas FKPTPI BKS Wilayah Timur tersebut.

“Tema ini dipilih berdasarkan pemikiran mengenai potensi dan peran strategis sektor pertanian dalam rangka mendukung swasembada pangan dan peran Indonesia sebagai lumbung pangan dunia dalam menghadapi era revolusi industri 4.0,” ujar Dr. Ahmad Pramono, selaku Ketua Panitia dalam laporannya.

Ahmad menambahkan, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 sangat potensial untuk diwujudkan antara lain dikarenakan beberapa faktor, yaitu ekosistem tropis Indonesia yang memungkinkan kegiatan pertanian dilakukan sepanjang tahun, adanya variasi genetik tumbuhan, serta adanya aktivitas ekstensifikasi dan intensifikasi kegiatan pertanian dalam arti luas.  Namun di era revolusi industri 4.0 ini pengelolaan pertanian Indonesia di berbagai wilayah masih cenderung bersifat tradisional.

“Tema ini sangat visioner dan prospektif, walaupun agak terlambat. Saya katakan prospektif karena memang masa depan kita adalah itu. Agak terlambat karena 10 tahun yang lalu, teman-teman kita di luar negeri sudah membahas ini. Tapi lebih baik lambat daripada tidak sama sekali. Konsekuensi dari 4.0 ini, salah satunya sistem produksi pertanian kita ini sudah harus diubah,” jelas Prof. Ravik Karsidi, Rektor UNS.

Konsep pengembangan pertanian yang banyak dikembangkan untuk mendukung era revolusi industri 4.0 adalah konsep pertanian cerdas yang merujuk pada penerapan TIK untuk optimalisasi dan efisiensi sumber daya yang ada. Hal ini linier dengan program-program yang diusung pemerintah sebagaimana disampaikan oleh Dr. Ir. Riwantoro, M.M., Sekretaris Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI.

“Kita berusaha mendekatkan produksi dengan ekspor. Bagaimana memotong rantai pasokan agar hasil produksi dapat lebih mudah dan cepat didistribusikan tanpa banyak perantara sehingga meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu program yang dicanangkan adalah Gerakan Satu Juta Petani Milenial,” jelas Riwantoro saat konferensi pers.

Selain Riwantoro, seminar ini juga dihadiri oleh tiga pemakalah utama, yakni Dr. Ir. Harwanto, M.Si., Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah dengan tema Riset terkini yang mendukung pencapaian ketahanan dan keamanan pangan pada revolusi industri, Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S., Dekan FP UNS dengan tema Potensi keanekaragaman hayati dalam mendukung pencapaian ketahanan dan keamanan pangan pada revolusi industri 4.0, dan Astri Purnamasari, VP of Corporate Service TaniHub dengan tema Peran industri pangan dalam mendukung ketahanan dan keamanan pangan pada revolusi industri 4.0.

Selain pemaparan makalah dan diskusi, dalam seminar ini juga diumumkan pemenang dari Kompetisi Aplikasi Pertanian Berbasis Android dengan nama EMOTYCON (AgriculturE Mobile TechnologY CONtest) yang telah dilaksanakan pada Selasa (26/3/2019). Adapun juara pertama diraih oleh mahasiswa Telkom University dengan Urban Tani, kemudian Universitas Gadjah Mada di posisi kedua dengan karyanya IoTanam, dan IKATANI UNS di posisi ketiga dengan Perum 101. Masing-masing pemenang diberikan trofi dan uang pembinaan. Humas UNS/Kaffa

Skip to content