UNS dan ISI Gelar Natal Bersama

UNS – Rektor bersama sivitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menghadiri perayaan Natal bersama Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta bertempat di Teater Besar ISI Surakarta, Kamis (9/1/2019). Pada tahun 2020 ini, ISI Surakarta mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan perayaan Natal bersama dengan menghadirkan Rm. A. Agus Ariestyanto untuk menyampaikan homili.

Menyambut kedatangan Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho, Rektor ISI Surakarta, Dr. Drs. Guntur M. Hum, mengatakan bahwa kehadiran Prof. Jamal bersama sivitas akademika UNS merupakan tanda bahwa hubungan antara UNS dan ISI Surakarta selalu rukun dan guyub.

“Saya bersyukur pagi ini kita bisa berkumpul di Teater Besar ISI Surakarta dan kursinya terisi penuh. Ini menunjukkan hubungan antara UNS dan ISI Surakarta meski di bawah paguyuban dua perguruan tinggi yang berbeda, namun kita benar-benar guyub dan keguyuban itu selalu ditandai dengan dilakukannya kegiatan bersama yang silih berganti di ISI Surakarta dan di UNS,” terang Dr. Guntur.

Di hadapan peserta perayaan Natal bersama, Dr. Guntur sempat menyinggung tema perayaan Natal bersama ISI Surakarta-UNS, yaitu “Hiduplah Sebagai Sahabat bagi Semua Orang” sebagai bukti bahwa masyarakat sudah tidak dikotori lagi oleh perbedaan-perbedaan yang terjadi usai gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Jamal Wiwoho turut menyapa peserta perayaan Natal bersama dan menyampaikan sejumlah hal penting yang berkaitan dengan isu-isu keberagaman masyarakat.

“Indonesia ini dibangun atas dasar keberagaman, baik keberagaman dalam suku, bangsa, bahasa, agama, bahkan perbedaan pandangan politik. Kami meyakini bahwa keberagaman memiliki keindahan bila sesama bangsa Indonesia saling mengenal dan menghormati walau punya pandangan yang berbeda. Dalam arti Indonesia harus menjadi rumah kita”, ujar Prof. Jamal.

Sebagai penutup, Prof. Jamal juga sempat menyinggung tema perayaan Natal bersama yang ia rasa sudah sangat tepat untuk diangkat. Baginya, menjadi sahabat bagi semua orang harus didasari oleh tiga sikap penting, yaitu sikap ketulusan, penghormatan dan kesetaraan.

“Yang diangkat dalam tema perayaan Natal tahun ini sangatlah tepat di tengah-tengah Presiden Jokowi dan sejumlah tokoh bangsa yang mengajak para pemimpin dunia untuk menjaga kerukunan, kedamaian, persahabatan antar-umat beragama. Berbagai hiruk keduniawaian telah membuat kita melupakan sahabat. Menjadi sahabat adalah hasrat untuk mengoreksi relasi kita dengan orang-orang yang didasari oleh rasa penghormatan, ketulusan, kesetaraan, bukan relasi yang bersifat transaksional apalagi eksploitasi dengan ujaran kebencian,” tambahnya. Humas UNS/YEFTA

Skip to content