Dosen UNS Ciptakan Alat Bantu Pernafasan untuk Warga Riau dan Palangkaraya

UNS— Sebagai wujud kepedulian dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta terhadap warga di Riau dan Palangkaraya yang terkena paparan asap akibat kebakaran hutan, Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UNS menciptakan alat bantu pernafasan. Alat bantu pernafasan ini diberi nama Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air Filter.

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Dr. Reviono mengatakan bahwa FK UNS akan mengirimkan tim ke dua lokasi yaitu di Riau dan Palangkaraya yang akan dipimpin oleh salah satu Dosen FK UNS dan juga dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta, dr. Darmawan Ismail Sp. BTKV. Selama ini, warga di Riau maupun di Palangkaraya yang terkena paparan asap kebakaran hutan menggunakan masker. Ternyata keberadaan masker ini belum maksimal membantu warga ketika terpapar asap karena adanya kebakaran hutan.

“Untuk itu, kami menciptakan alat bantu pernafasan yang fungsinya lebih bagus dibanding dengan masker yang biasa digunakan oleh warga yang terpapar asap kebakaran hutan. Kamis (19/9/2019) sekitar 15 orang dari FK UNS akan berangkat ke Riau. Setelah itu baru ke Palangkaraya,” kata Reviono saat menggelar Jumpa Pers di FK UNS, Rabu (18/9/2019).

Sementara itu, dr. Darmawan Ismail Sp. BTKV mengatakan bahwa alat bantu pernafasan SUNS Portable Air Filter ini mulai diciptakan tahun 2015 dan sudah dilakukan ujicoba. “Sudah kami ujicoba dan hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan menggunakan masker biasa. Artinya udara yang dihirup ketika menggunakan alat tersebut lebih bersih,” ujar Darmawan.

Ketika berada di Riau, tim dari UNS akan bekerjasama dengan FK Universitas Riau. Tim dari UNS hanya membawa beberapa alat SUNS Portable Air Filter. “Tim akan memberikan pelatihan di sana (Riau dan Palangkaraya), sehingga warga bisa membuat alat ini. Cara membuat cukup mudah serta bahan yang digunakan mudah didapat. Dan tentunya biaya pembuatan sangat murah yaitu per unitnya sekitar Rp 25.000,” imbuh Darmawan.

Untuk bahan yang digunakan yaitu meliputi kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, selang aquarium, bola plastik mainan, spons dan Sarung tangan/hand scoon. Sedangkan untuk alat yang digunakan yaitu plaster, spidol, gunting, cutter, penggaris, lem tembak/lilin dan hecter.

Lalu untuk mekanisme kerjanya yaitu udara masuk ke kotak humidifier melewati filter depan yang dilembabkan dengan air dan detergen sehingga berfungsi sebagai penyaring, aroma theraphy, dan detergen bekerja sebagai pengikat karbon atau penyaring. Kemudian udara bersih dihirup melalui selang dan melewati katup bagian bawah dari masker. Lalu udara kotor dibuang melalui katup bagian atas dari masker dan keluar dari sistem SUNS (tidak bercampur).

“Kita desain seperti tas, ada yang bentuknya ransel di belakang, tas samping kemudian ada selang yang menghubungkan sampai hidung. Bahkan ada yang didesain memiliki selang dua untuk ibu dan anak jika masih digendong. Sehingga mau dibawa kemana-mana praktis, bagi petugas pemadam kebakaran juga bisa karena ada yang bentuknya rancel belakang,” kata Darmawan.

Dengan alat bantu pernafasan temuan dari FK UNS ini, semoga bisa dimanfaatkan oleh warga di Riau dan Palangkaraya yang terkena paparan asap karena kebakaran hutan. Humas UNS/ Dwi

Skip to content