Mahasiswa UNS Ciptakan Padasan Sistem Injak

UNS-Mahasiswa Prodi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat padasan sistem injak untuk meminimalisir droplet penyebaran Covid-19. Alat tersebut dibuat oleh Desi Nugraheni, mahasiswa semester 6 yang saat ini sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Penanganan Covid-19 UNS batch 1. Selama sebulan Ia mengabdikan diri untuk penanganan Covid-19 di Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah.

Desi menuturkan ide pembuatan padasan atau alat cuci tangan ini berawal dari tugas mata kuliah Kampung Kota. “Kemudian saya terpikir untuk membuat padasan yang dapat meminimalisir sentuhan dalam penggunaannya, sehingga perpindahan virus dapat diminimalisir. Mulailah saya mengotak-atik desain di sketchup, lalu dosen saya menyarankan agar direalisasikan sebagai kegiatan KKN. Saya juga melihat di sekitar tempat tinggal belum ada tempat cuci tangan dengan sistem tanpa sentuh, saya pikir sepertinya akan menarik jika bisa dibuat,” jelasnya pada uns.ac.id, Rabu (17/6/2020).

Cara pembuatan padasan tersebut sama seperti pengerjaan furnitur berbahan kayu. Desi memanfaatkan material kayu bekas yang ada di rumah, kemudian ditambah ember kecil untuk buangan air, selang, ember bekas cat beserta keran yang mudah ditekan. Lalu Ia merangkainya sesuai desain yang telah dibuat. Untuk menyambungkan batang penekan dengan meja kayu, pada batang penekan dilubangi, kemudian ditahan dengan paku sehingga bisa naik turun sesuai dengan injakan dan per.

“Saya memanfaatkan beberapa material yang ada di rumah. Dalam pembuatannya, saya dibantu oleh tukang untuk memotong kayu. Kalau secara umum untuk memproduksi 1 buah padasan memerlukan biaya sekitar Rp 57.000,” tambah Desi.

Cara kerja padasan tersebut yaitu dengan menginjak pijakan pada bagian bawah menggunakan kaki, sehingga air akan mengalir tanpa harus menyentuh gagang keran.

“Sistemnya yaitu terdapat batang kayu yang diposisikan di atas keran secara horizontal, kemudian disambung dengan batang kayu vertikal panjang yang menghubungkan kepijakan pada bagian bawah. Saat pijakan tersebut diinjak, maka kayu yang terhubung ke atas keran akan menekan keran ke bawah dan airpun bisa mengalir. Lalu untuk menutup keran, terdapat per yang disambungkan antarbadan meja kayu dengan batang kayu penekan. Sistem ini juga saya aplikasikan pada sabun cair,” jelasnya.

Dalam proses sosialisasi, Desi akan mengunggah foto maupun video padasan tersebut melalui akun instagram. Alat yang sudah dibuat saat ini diserahkan ke balai desa agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Humas UNS/Bayu/Dwi

Skip to content