Balik Desa Bangun Desa, Mahasiswa FSRD UNS Berdayakan Pemuda Desa

UNS – Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menginisiasi gerakan bangun desa dengan fokus memberdayakan desa wisata di Desa Beketel, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dalam menjalankan program ini, Irfan Nur Ikhsan mengembangkan 2 wisata yang terdapat di dekat kediamannya yakni Puncak Argapesona dan Waduk Terpus.

Berangkat dari keresahannya akan Sumber Daya Alam (SDA) yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ia ingin Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di dalamnya juga dapat mengelolanya dengan baik agar dapat berkontribusi ke desa, utamanya para pemuda yang masih tinggal di desa.

“Resah ada potensi SDA, tapi SDMnya banyak yang merantau, yang di rumah cuma nongkrong aja kerjaannya, karena emang dah jiwa sosial, pasti terketuk dan tergerak buat bantu, terus udah lama emang berniat ingin kontribusi ke desa,” jelas Irfan.

Mulai bulan Februari lalu, Irfan dan para pemuda di desanya mulai membersihkan lokasi, menghias beberapa tempat, membuat jembatan, patung, dan juga tulisan selamat datang. Pada bulan selanjutnya, Irfan membeli wahana bebek air sebanyak 5 buah dengan anggaran Rp. 7.500.000 per buah.

Pada April lalu, Irfan memutuskan untuk pulang kampung karena adanya pandemi yang membuat dirinya memiliki banyak waktu di desa. Ketika itu belum terbentuk struktur pengurus pada wisata yang dikelola. Maka, Irfan bermusyawarah di Balai Desa untuk memberikan penjelasan mengenai bidang-bidang yang diperlukan dalam pengelolaan wisata, tugas pokok dan fungsi dari bidang tersebut, dan bagaimana teknisnya.

Kendala yang ditemui adalah sedikitnya pemuda di desa yang dapat membuat proposal, laporan keuangan, desain, dan hal-hal teknis lainnya. Disitu, Irfan membimbing mereka supaya para pemuda ini bisa terlibat. Dalam bidang wisata, Irfan mendapat 2 amanah bidang yakni marketing dan tata kelola yang membuat desain wisata akan seperti apa. Mulai pekan depan, Irfan akan mulai membuat desain 3D untuk lebih memahamkan masyarakat desa.
“Minggu depan insyaallah sudah mulai desain 3D karena basicnya aku interior jadi yang desain 3D. Soalnya di desa kalau lewat gambar atau omongan kurang dimengerti, jadi perlu dibuat model 3Dnya,” tutur Irfan.

Dalam waktu terdekat, Irfan menargetkan untuk membuat proposal yang akan diajukan ke Dinas Pariwisata pada 1 Agustus tahun ini. Total dana yang sudah digelontorkan kurang lebih sebanyak Rp. 45.000.000,00. Dana tersebut berasal dari iuran warga karena dari desa belum ada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Wisata yang sudah berproses tersebut dibuka untuk umum pada Jumat, 12 Juni 2020 lalu.

Pada akhir wawancara, Irfan berpesan agar tetap berjuang untuk memberikan perubahan. “Sejarah mencatat bahwa perubahan-perubahan besar sering kali dipelopori oleh pemuda, maka kita sebagai pemuda dan juga mahasiswa hendaknya mampu memberikan perubahan yang nyata di masyarakat. Maukah namamu dicatat oleh sejarah sebagai salah satu dari tokoh perubahan tersebut? Jika mau, maka mari kita berjuang bersama-sama untuk memberikan perubahan tersebut,” pungkas Irfan. Humas UNS/Zalfaa/Dwi

Skip to content