Rektor UNS: Kampus Tempat untuk Mencetak Pemimpin

UNS – Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Jamal Wiwoho, mengatakan kampus memiliki tugas yang serius untuk mencetak pemimpin masa depan melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Jamal kala menjadi salah satu pembicara dalam Leader’s Talk & Mini Talk Show bertajuk ‘Milenial Jadi Milyader Bersama Jouska’ yang digelar oleh Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Kota Surakarta, Kamis (18/6)2020).

Proses dalam menyiapkan mahasiswa sebagai pemimpin masa depan disebut Prof. Jamal harus diupayakan melalui lingkungan sekolah/ kampus yang kondusif. Selain itu, bimbingan juga perlu dilakukan sejak dini secara berjenjang mulai dari bangku SD, SMP, SMA, hingga kuliah.

“Kampus harus menjadi penuntun bagi mahasiswa agar mampu berpikir logis dengan cara yang update dan harus berbuat sesuatu dengan kesadarannya sendiri. Sekolah dan kampus harus menjadi lahan yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya ide gagasan yang rasional, orisinil, konstruktif, dan kreatif dengan baik dan benar serta beretika tinggi,” ujar Prof. Jamal.

Di tengah situasi ketidakpastian akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Prof. Jamal yang juga sebagai Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) memandang salah satu ciri pemimpin yang dibutuhkan masyarakat adalah sosok pemimpin yang responsif.

Ciri responsif yang disebut Prof. Jamal tersebut dapat dibuktikan dengan sikap tanggap pemimpin dalam menghadapi perubahan yang cepat. Di saat seperti ini, pemimpin juga dituntut untuk mampu memberikan penjelasan, harapan, dan arahan yang harus dicapai.

Di hadapan peserta yang mengikuti jalannya acara melalui siaran langsung Youtube dan Instagram KPW BI Kota Surakarta, Prof. Jamal mengapresiasi berbagai langkah yang diambil oleh Presiden Joko Widodo beserta jajarannya dalam menangani pandemi Covid-19. Baginya, kebijakan-kebijakan yang diambil tersebut dapat menjadi bukti kehadiran pemimpin di tengah masyarakat saat situasi krisis.

“Saya mengapresiasi Presiden Jokowi sudah hadir setidaknya awal Maret sudah mengingatkan agar berhati-hati terhadap Covid-19. Hadirnya pemimpin kita dari Presiden, Menkes, Menko dan Tim Gugus tugas yang menangani Covid-19 dan pemimpin-pemimpin daerah semua turun langsung menyelesaikan masalah,” lanjut Prof. Jamal.

Berkaca pada jajaran pemerintah pusat dan daerah selama menghadapi pandemi Covid-19, Prof. Jamal memandang sikap pemimpin yang sudah dicontohkan tersebut lahir karena pembentukan karakter kepemimpinan dalam kepribadian masing-masing orang. Oleh karenanya, Prof. Jamal meragukan pernyataan yang menyebut pemimpin bisa lahir karena faktor genetik/ keturunan.

“Itu bukan sesuatu yang tinggal ambil saja oleh karena itu ada latihan kepemimpinan. Kalau kita melihat leader talk pagi ini maka kembali apa yang disampaikan Aristoteles, leader yang baik adalah juga follower yang baik. Mereka harus mendengar dan merasakan apa yang terjadi di bawah,” pungkasnya.Humas UNS/Yefta/Dwi

Skip to content