HIMADAN Adakan Simposium Nasional Distocia 2017

Simposium Nasional Distocia 2017 - HIMADAN Prodi Kebidanan UNS

UNS – Himpunan Mahasiswa Kebidananan (HIMADAN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan Simposium Nasional Distocia bertajuk “Discover the Secret of the Local Cultures Towards the First 1000 Days of the Baby”, Minggu (15/5/2017).

Simposium Nasional Distocia 2017 - HIMADAN Prodi Kebidanan UNS
HIMADAN adakan Simposium Nasional Distocia 2017

Bertempat di Auditorium UNS, acara ini tebagi menjadi dua sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Sutriso dari Divisi FER Dept. Obstetri dan Ginakologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya/RS Saiful Anwar Malang. Beliau memaparkan penerapan ilmu kebidanan dalam menghadapi 1000 hari pertama kehidupan terhadap budaya lokal.

Sesi kedua di isi oleh tiga pembicara. Pembicara pertama pada sesi ini yaitu Hari Wahyu dari Ilmu Kesehatan Anak FK UNS/RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Beliau menyatakan bahwa 1000 hari pertama menjadi penting karena pada masa tersebut organ-organ tubuh sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan. Maka dari itu diperlukan tindakan yang cepat dan tepat oleh para Ibu.

Simposium Nasional Distocia 2017 - HIMADAN Prodi Kebidanan UNS
Para pembicara sedang menyampaikan materi mengenai 1000 hari kehidupan bayi.

Pembicara kedua, Kepala Departemen Gizi Kesehatan FK Universitas Gajah Mada Toto Sudargo, menyatakan bahwa bidan mempunyai peran yang sangat strategis dalam 1000 hari kehidupan bayi. Hal tersebut didasari oleh kapasitas bidan sebagai tenaga kesehatan terdepan di masyarakat.

Menurut Ray Febri Hapsari, yang merupakan perwakilan dari keraton Solo, segala bentuk budaya yang berkembang di masyarakat  mengenai 1000 hari pertama sebaiknya tidak langsung ditolak, tetapi dianalisa terlebih dahulu.

“Saran saya kepada temen-temen semua, apapun yang diterima, diterima terlebih dahulu, jangan langsung di-reject, harus dianalisa, terutama untuk para calon ibu. Maka dari itu mendidik wanita adalah mendidik generasi. Kalau wanita berkualitas, generasi kedepannya juga berkualitas,” tutupnya. humas-red.uns/Ref/Eln

Skip to content