HM Ilmu Lingkungan UNS: Pentingnya Merawat Bumi untuk Kehidupan

UNS-Himpunan Mahasiswa (HM) Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar tentang perlindungan ozon. Kegiatan tersebut berlangsung secara daring melalui aplikasi Google Meet pada Sabtu (19/9/2020). Kegiatan dengan tajuk Navigate tersebut menghadirkan 2 orang narasumber yaitu Ismail Alhabib, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah dan Diky Wahyudi Lubis dari National Geographic Indonesia.

Dalam materinya, Ismail menyampaikan bahwa sektor penyumbang terbesar emisi yang mengakibatkan penipisan lapisan ozon yaitu berasal dari kendaraan-kendaraan yang semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan penggunaan fosil yang meningkat serta peningkatan polusi udara.

“Dari sektor transportasi memberikan kontribusi sebesar 27% penyebab penipisan lapisan ozon, sektor energi khususnya listrik dan pemanasan sebesar 61%. Angka ini cukup tinggi karena sebagian besar energi listrik berasal dari batu bara. Proses produksi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga mengakibatkan polusi yang cukup besar. Sektor industri termasuk pembuatan kendaraan bermotor juga menyumbangkan sekitar 31% penyebab penipisan lapisan ozon,” jelasnya.

Ismail memaparkan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan yaitu melibatkan berbagai pihak, stakeholder, masyarakat, pemerintah, dan swasta. Melalui pelibatan tersebut maka akan lebih mudah dalam melakukan gerakan menjaga lingkungan.

“Langkah praktis untuk menjaga lingkungan yaitu dapat dimulai dari diri sendiri serta lingkungan sekitar. Contohnya memaksimalkan penyadaran lingkungan berbasis komunitas serta kolaborasi dari berbagai stakeholder dan memaksimalkan penanaman tanaman penangkal polusi. Selain itu juga dapat dengan mengelola sampah dengan benar serta meninggalkan kebiasaan membakar sampah, memaksimalkan hutan kota, dan menghemat energi serta beralih pada energi yang terbarukan,” papar Ismail.

Sementara itu, narasumber kedua yakni Diky Wahyudi Lubis menyampaikan bahwa permasalahan lingkungan yang terjadi merupakan tanggung jawab manusia sebagai penduduk di bumi. Terlebih karena manusia mengambil apa yang ada di bumi dan semua yang dikonsumsi oleh manusia akan lebih cepat terjadi daripada apa yang diproses di alam.

“Dalam keberlangsungan, kita perlu menjaga kualitas, kuantitas, dan keberlanjutan. Jika menjaga kualitas maka berarti berbicara tentang perilaku manusia saat ini dalam memperlakukan sampah yang dihasilkan. Salah satu penyebab pemanasan global juga dipicu oleh open dumping atau tempat pembuangan akhir sampah. Salah satu sampah yang menjadi permasalahan utama yaitu sampah plastik,” jelas Diky.

Diky menambahkan bahwa limbah plastik menjadi musuh nomor satu lingkungan karena dapat menimbulkan masalah lingkungan, sosial, dan kesehatan.

“Sampah plastik jika tidak dibuang pada tempatnya atau dipilah dengan baik maka dapat terbawa hingga ke pesisir yang dapat merusak ekosistem laut. Bahkan, hewan laut pun tanpa sadar mengkonsumsi plastik dan nantinya hewan tersebut juga akan dikonsumsi oleh manusia. Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan manusia ke depannya,” imbuhnya.

Sebelum menutup materi, Diky memberikan beberapa Langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki bumi antara lain Membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai jenisnya, menghemat penggunaan listrik, dan tidak membuang-buang makanan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, menanam pohon di lingkungan sekitar, menggunakan transportasi umum, dan menggunakan barang-barang yang dapat di pakai ulang.

“Semua itu dilakukan untuk memberikan dampak yang baik untuk masyarakat dimulai dari diri sendiri. Mulailah membawa dampak perubahan perilaku, karena perubahan perilaku itu datangnya dari lingkungan terdekat kita yaitu keluarga. Sehingga untuk merubah pola pikir, mulailah dari lingkungan terdekat kita yang dapat membuat orang menjadi peduli dan tertarik atas aksi yang kita lakukan,” pungkasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content