Mahasiswa Sastra Indonesia UNS Ujicobakan Program Bersiniar di SILN Davao, Filipina

Mahasiswa Sastra Indonesia UNS Ujicobakan Program Bersiniar di SILN Davao, Filipina

UNS — Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengujicobakan program Bersiniar di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Davao, Filipina. Program ini merupakan media pembelajaran alternatif mengenai bahasa, sastra, budaya, dan literasi Indonesia. Penggagas Bersiniar tersebut adalah Pradana Ricardo, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS.

Uji coba dan sosialisasi ini dilakukan pada Senin (21/3/2022) secara daring. Kegiatan ini diikuti oleh 16 siswa yang terdiri dari 3 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 12 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Pradana Ricardo atau yang kerap disapa Ricard mengungkapkan bahwa terdapat beberapa materi dalam Bersiniar.

“Materinya mencakup pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca di dalam bahasa Indonesia, dan penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia. Selain itu juga terdapat materi perkembangan sastra dan budaya Indonesia serta prinsip kesantunan dalam berbahasa Indonesia,” jelas Ricard, Selasa (22/3/2022).

Melalui media ini, Ricard berharap agar Bersiniar dapat menjadi salah satu platform media yang mudah diakses secara fleksibel oleh seluruh siswa sekolah menengah di Indonesia maupun di luar Indonesia melalui Spotify dan Tiktok. Tujuannya agar para siswa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, Bersiniar dapat diakses melalui Instagram @bersiniar, Tiktok @bersiniar, dan Spotify ‘Bersin(i)ar’. Uji coba dan sosialisasi ini disambut hangat oleh para siswa dan guru di SILN Davao, Filipina.

Jeki Tahindaki Arbaan, siswa kelas 10 mengaku sangat senang dengan kegiatan tersebut karena mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai bahasa Indonesia.

“Saya sangat senang karena wawasan tentang bahasa Indonesia bertambah, misalnya huruf diftong, gabungan huruf konsonan, dan istilah di dalam bahasa Indonesia,” ujar Jeki.

Hal senada juga diungkapkan oleh Raja Fatwa Ad-daffa Siregar, siswa yang saat ini tengah duduk di kelas 8 SMP.
“Banyak kata-kata yang kurang familiar bagi saya. Bersiniar membuat saya semakin banyak tahu tentang itu,” ungkapnya.

Sementara, salah seorang guru di SILN, A. Ramlan mengatakan bahwa siswa telah lama tinggal di Filipina sehingga kurang memahami bahasa Indonesia.

“Itu menjadi tantangan kami setiap hari dalam mengajarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hadirnya Bersiniar membuat kami menjadi terbantu dalam proses pengajaran bahasa Indonesia kepada siswa,” tutur Ramlan. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content