Peringati Hari Bumi: Ketua PPLH UNS Tekankan Kesadaran Individu untuk Menjaga Bumi

Peringati Hari Bumi: Ketua PPLH UNS Tekankan Kesadaran Individu untuk Menjaga Bumi

UNS — Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat di dunia untuk senantiasa menjaga bumi termasuk kelestarian alamnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas manusia merupakan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim, pencemaran alam, hingga punahnya spesies hewan. Bahkan beberapa penelitian terkait dengan kondisi bumi mengindikasikan bahwa  bencana banjir akan terjadi 3 kali lipat dikarenakan pemasanan global.

Untuk kembali menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya menjaga bumi tempat kita berpijak saat ini, Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta mengadakan dialog interaktif dengan tema Selamatkan Bumi dari Kerusakan pada Kamis (22/4/2021). Dialog Interaktif tersebut menghadirkan Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LPPM) UNS yakni Dr. Suryanto.

Dr. Suryanto mengatakan bahwa masalah lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di daerah Solo Raya adalah mengenai sampah. Sementara untuk wilayah-wilayah kabupaten, masalah tersebut ada pada tata guna lahan. Kedua masalah tersebut menjadi hal yang penting untuk diperhatikan bagi Pemerintah Kota khususnya Kota Surakarta dan juga masyarakatnya.

“Kerusakan lingkungan terjadi karena adanya orientasi pembangunan kita yang belum mengarah ke pembangunan berkelanjutan, ramah lingkungan, dan sustainable,” imbuhnya.

Sejak dulu peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara maju. Sering kali peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut digencarkan tanpa memperhatikan kualitas lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Hari Bumi yang dicanangkan pada tahun 1970 menuntut kesadaran masyarakat untuk senantiasa menjaga dan menyelamatkan Bumi.

Faktanya, angka kesadaran masyarakat untuk menjaga bumi terus mengalami penurunan sementara jumlah penduduk terus mengalami kenaikan.

Selain kesadaran masyarakat, regulasi yang tegas juga harus ditingkatkan guna meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan. Hal tersebut terkait dengan limbah produksi perusahaan yang dibuang begitu saja tanpa melalui proses pengelolaan sehingga dapat mencemari ekosistem perairan.

Salah satu upaya yang dilakukan secara konsisten oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adalah pengadaan car free day setiap hari Jumat di pekan pertama. Program tersebut menuntut seluruh sivitas akademika UNS untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor ketika memasuki kawasan kampus.

“Tujuan program car free day adalah untuk menumbuhkan kesadaran bersama supaya lebih peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi emisi gas kendaraan,” ujar Dr. Suryanto.

Dr. Suryanto juga menghimbau tentang pengelolaan Bank Sampah. Bank Sampah memiliki peran yang sangat penting untuk tetap mengimbangi sampah yang semakin menggunung.

“Yang saya tekankan bukan hanya pada lokasi tempat untuk menimbun tetapi juga pada pengelolaan sampahnya. Diharapkan pengelolaan sampah bisa mengikuti volume sampah,” imbuhnya.

Gatot Susanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta yang juga hadir dalam dialog interaktif tersebut juga memaparkan beberapa strategi yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta guna menjaga kelestarian lingkungan Kota. Salah satunya dengan memperbaiki regulasi mengenai penebangan pohon di area Kota Surakarta. Setiap penebangan satu pohon, maka harus diganti dengan penanaman sepuluh pohon.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh setiap masyarakat untuk menjaga Bumi diharapkan dapat menjadi budaya yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat guna diwariskan kepada anak cucu kelak. Sebagai penutup, mengutip sebuah slogan menarik yang juga menjadi penutup dalam dialog interaktif tersebut, ‘Jangan Mewariskan Air Mata Tapi Wariskanlah Mata Air Bagi Generasi Kita’.

Semoga Hari Bumi menjadi pengingat yang baik untuk terus menumbuhkan kesadaran manusia dalam menjaga dan mencintai lingkungan alamnya. Humas UNS

Reporter: Alinda Hardiantoro
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content