Puncak KEF 2020, HMP Kovalen Adakan Webinar Nasional

UNS-Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia (Kovalen) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan webinar nasional sebagai puncak acara Kovalen Edu Fair (KEF) 2020. Kegiatan dengan tema `Sinergisitas IPTEK dalam Mengembangkan Passion Pemuda di Era Society 5.0` diadakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Minggu (1/11/2020. HMP Kovalen FKIP UNS menghadirkan 3 narasumber yaitu Dr. Eng. Khoirul Anwar, Edy Fajar, S.P., dan Dr. Sri Yamtinah.

Dr. Eng. Khoirul Anwar yang merupakan Direktur Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) The Center For Advanced Intelligent Communications (AICOMS) memaparkan tentang society 5.0.
“Society 5.0 itu merupakan society yang baru seperti hunting, yang merupakan pengembangan teknologi untuk manusia. Jika dilihat untuk pengembangan teknologi di Jepang yaitu konsepnya bukan semata-mata untuk ekonomi, untuk era sebelumnya merupakan era yang masih standar, untuk revolusinya kira-kira sekitar 100 tahun, untuk revolusi ini menemukan teknologi untuk industri baru. Jika ilmu pengetahuan hanya dikembangkan untuk ekonomi, maka sebaiknya digunakan untuk mencari knowledge, enginering 39%, ilmu dasar 60%,” paparnya.

Hal tersebut menunjukkan kemajuan suatu negara, berhubung Indonesia merupakan negara berkembang, dasar dari telekomunikasi itu termasuk sebagai aplikasi. Hal ini karena di Indonesia masih termasuk sebagai teori sedangkan pada dunia internasional itu sudah mengaraHpada praktik.

“Untuk society 5.0 pada negara-negara maju itu selalu beracuan pada kebahagiaan manusia, dengan hidup nyaman, vitality, dan life quality. Teknologi untuk saat ini yaitu sebagai agen society di negara-negara maju, namun untuk negara berkembang belum bisa aplikatif karena termasuk negara yang masih muda. Walaupun masih muda, tetapi kita tetap mencari knowledge untuk menghidupkan ilmu pengetahuan. Kebahagiaan bukan semata-mata dari uang, namun juga dari suatu pengetahuan,” imbuhnya.

Kemudian, pemateri kedua yaitu Edy Fajar, S.P. yang merupakan sociopreneur memaparkan pandangannya terkait seorang entrepreneur dalam memanfaatkan era society 5.0.
“Setiap ada masalah, pasti ada peluang atau opportunity, keberadaan teknologi itu sendiri justru memunculkan cara bagaimana agar kita bisa mempelajari banyak hal. Apabila dilihat dari banyaknya akun sosial media untuk informasi-informasi yang terbaru, secara tidak langsung ini merupakan peran dari teknologi tentang bagaimana artificial intellegent atau tentang kecerdasan buatan. Keberadaan teknologi secara kualitatif itu mampu mempermudahkan hidup,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini sudah memasuki era di mana gelar tidak selalu mempengaruhi kompetensi.
“Berdasarkan salah satu riset, tentang prediksi tahun 2020 itu yang berfokus pada human stuck, yaitu human sebagai kontrol. Kemungkinan ke depannya yang offline-offline itu akan berkurang dan berfokus pada banyak sesuatu yang bersifat _online. Intinya adalah semua aktifitas akan berfokus pada manusia, sehebat apapun manusia membuat teknologi itu tetap tidak akan menyamakan dengan kualitas majunya manusia,” terangnya.

Selanjutnya pemateri terakhir, Dr. Sri Yamtinah yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS berpendapat bahwa peran dari society 5.0 itu sangat besar karena menyediakan media-media pembelajaran berbasis web.
“Dengan adanya perubahan era, saya sangat beruntung karena pada saat S-3 sudah mulai menggunakan komputer dengan aplikasi untuk analisis data. Sebelumnya  masih memakai papan tulis kapur dan sebagainya. Pada era sekarang, para pengajar dituntut untuk mengajar dengan jarak jauh, namun untuk metode pembelajaran ini justru lebih efektif dan menjadikan mahasiswa lebih aktif,” jelasnya. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content