Sidang Senat Terbuka Lustrum Ke-8 UNS: MoU, Peresmian Gedung, hingga Kuliah Umum Jokowi

Sejumlah pejabat negara, tokoh penting, dan guru besar UNS menghadiri Lustrum ke-8 UNS pada Jumat (11/03/2016) di auditorium UNS
Sejumlah pejabat negara, tokoh penting, dan guru besar UNS menghadiri Lustrum ke-8 UNS, Jumat (11/03/2016) di Auditorium UNS.

Sidang senat terbuka dalam rangka Lustrum ke-8 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta telah berlangsung di Auditorium, Jumat (11/03/2016). Lustrum ke-8 ini mengangkat tema “Internasionalisasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Berbasis Budaya Nasional”. Beberapa tokoh penting hadir dalam sidang senat terbuka ini, yaitu Joko Widodo, Presiden RI; Muhammad Nasir, Menristek dan Dikti; Muhammad Basoeki, Menteri PUPR; Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng, dan lain-lain.

“Tema ‘Internasionalisasi Universitas Sebelas Maret Berbasis Budaya Nasional’ dipilih karena meskipun dalam 10 tahun terakhir UNS berusaha menjadi WCU (World Class University), tetapi UNS terus menggali nilai-nilai budaya luhur bangsa agar tidak tercabut dari akarnya, sekaligus untuk mempromisikannya ke kancah internasional,” terang Ravik. Pusat Kajian Javanologi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pada pengembangan kebudayaan Nasional, khusunya budaya Jawa.

“Lustrum UNS ke-8 merupakan tonggak sejarah kebangkitan UNS yang kedua. Tonggak pertama adalah ketika UNS didirikan pada 11 Maret 1976 yang lalu. Diawali dengan kolaborasi beberapa Perguruan Tinggi di kota Solo dan didukung oleh tokoh penting di kota Solo serta kepala daerah, tepat tanggal 11 Maret 1976 UNS berdiri dan diresmikan oleh Presiden RI Soeharto,” lanjutnya.

Dalam Lustrum ke-8 ini, orasi ilmiah disampaikan oleh Willem Von Der Molen dari The Koninklijk Intituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV), Leiden Belanda. Willem mengangkat judul orasi “Love and Hatred in Old Javanese Literature, The Story of Kaca and Dewayani” (Cinta dan Kebencian dalam Sastra Jawa Kuno, Cerita Kaca dan Dewayani).

Selain itu, UNS memberikan penghargaan kepada Akbar Tanjung dengan anugerah “Parasamya Anugraha Dharma Krida Adhiwina” atau tanda jasa dan penghargaan atas kepeloporan dalam bidang pengembangan politik kenegaraan. Sedangkan, Adi Santosa memperoleh penghargaan dengan anugerah “Parasamya Anugraha Dharma Krida Baraya” atau tanda jasa dan penghargaan dalam pengembangan bidang kemasyarakatan dan kemanusiaan. Selain kedua tokoh tersebut, UNS juga memberikan penghargaan kepada 53 doktor baru dan 11 alumni berprestasi.

Selanjutnya, dalam sambutannya, Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi bahwa UNS mau menerima mahasiswa difabel untuk melanjutkan studi di UNS. Selain itu, Ganjar juga berharap agar UNS bisa mengirimkan mahasiswanya di 15 Kabupaten yang mempunyai tingkat kemiskinan yang tinggi secara berkelanjutan. Sehingga dapat ikut membantu secara nyata mengurangi tingkat kemiskinan.

Presiden RI, Jokowi juga turut memeriahkan acara Lustrum ke-8 UNS dengan hadir dalam sidang senat terbuka dan memberikan kuliah umum tentang kompetisi yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Selain itu, Jokowi juga mengapresiasi UNS yang telah konsisten mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Pada Lustrum ke-8 ini UNS menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dalam berbagai bidang, yaitu antara lain : UNS dengan Kokushikan University Tokyo Jepang, KITLV Belanda, BATAN, dan Bank Mandiri. Selain itu, juga terdapat peresmian 5 bangunan infrastruktur, yaitu Gedung Fakultas Kedokteran, Gedung Fakultas Pertanian, Rumah Sakit UNS, SPAM, dan Gedung Perpustakaan Pusat, serta penyerahan hibah tanah seluas 28.000 m2 kepada UNS untuk penambahan lahan bangunan Rumah Sakit UNS.[](azaria.red.uns.ac.id)

Skip to content