UKM SSC FIB UNS Bahas Peran Pemuda Wujudkan SDG’s 2020

UNS-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sarasati Community (SSC) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar webinar nasional pada Minggu (18/10/2020). Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting tersebut mengusung tema `Peran Pemuda dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 melalui Kontribusi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Guna Mewujudkan SDG’s 2020`.

SSC FIB UNS menghadirkan 2 pembicara yaitu Birrul Qadriyyah, M.Sc., yang merupakan Mahasiswa Berprestasi Nasional Terinspiratif 2013 dan Rosaliana Intan Pitaloka, Pemenang Duta Bahasa Jawa Tengah 2018.

Birrul Qadriyyah menyampaikan bahwa sebagai pemuda, mahasiswa harus memastikan apakah sudah menjadi pemuda yang berkualitas atau belum.
“Kurang lebih ada 10 top skill yang harus dimiliki oleh seorang pemuda, antara lain complex problem solving,  service orientation, critical thingking dan  negoitation. Selain itu juga creativity, cognitive flexibility, emosional intelegence, coordinating with others, people management dan judgements and decision making. Pemuda kreatif akan melihat Covid-19 sebagai suatu masalah yang memerlukan solusi,” terangnya.

Selain itu, Ia juga menjelaskan bahwa dalam membuat peluang karya baru dalam menghadapi Covid-19 harus memetakan terlebih dahulu masalah yang ada. Setelah itu mulai dengan menggali ide yang ada dengan membaca dan terus belajar.
“Ide yang tidak dituliskan, hanya akan  menjadi sebuah ide, kemudian makin banyak kita membaca, akan fleksibel dalam menulis suatu ide. The real proses belajar adalah harus melewati berbagai macam rintangan dan hambatan,” jelasnya.

Kemudian pembicara kedua yaitu Rosaliana Intan Pitaloka memaparkan bahwa generasi muda merupakan agen penggerak pembangunan berkelanjutan 2030.
“Hal yang perlu dimiliki saat ini yaitu kapasitas diri yang bisa didapatkan dari pendidikan formal, keterampilan, dan pemahaman. Pada era teknologi yang canggih ini kita harus bisa mengimplementasikan ini dengan memanfaatkan media-media serta platform yang ada,” terang Rosaliana.

Komponen pendidikan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan cukup kompleks mulai dari pendidikan agama hingga pendidikan jasmani.
“Karakter manusia yang harus dimiliki pada masa yang akan datang antara lain moralitas akhlak, adabtabilitas, fleksibilitas, kreativitas, kemampuan berkomunikasi, karakter, integritas, dan compassion. Hal ini karena dunia berubah semakin cepat, daya literasi yang diserap berbeda,” paparnya.

Pada akhir materi, Rosaliana menjelaskan bahwa bahasa mampu berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan 2030.
“Kontribusi kreatif kebahasaan berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan alih media karya fiksi seperti audiovisual, ruang siber, film, sinetron, dan animasi. Lalu alih media karya unggul seperti bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Pada bidang industri kreatif di ruang publik dapat berupa  papan nama, spanduk, petunjuk lalu lintas, petunjuk wisata dan sebagainya,” ujar Rosaliana. Humas UNS

Reporter: Bayu Aji Prasetya
Editor: Dwi Hastuti

Skip to content