UNS Kukuhkan Guru Besar ke 165 dan 166

 IMG-20141203-WA0001[1]

UNS memiliki dua guru besar baru yang dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka UNS Surakarta, Selasa (02/12/2014) di auditorium UNS. Mereka adalah Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum. yang berasal dari FKIP Ilmu Pendidikan IPS dan Prof. Dr. Warto, M.Hum. dari FSSR Ilmu Sejarah. Sariyatun dan Warto berturut-turut adalah guru besar 165 dan 166 di UNS. Di tingkat fakultas, Sariyatun adalah guru besar ke 53, sedangkan Warto merupakan guru besar ke 20.

Sariyatun menuangkan penelitiannya dengan judul Redefinisi Nilai-nilai Filosofi Batik Klasik melalui Pembelajaran IPS untuk Ketahanan Budaya Lokal. Dalam penelitiannya, Sariyatun prihatin akan realitas masyarakat sekarang yang sama sekali tidak mengenal dan memahami motif-motif batik klasik dan nilai filosofinya. “Bahkan di lingkungan Solo sendiri, saya tanya orang-orang di sekitar sini, termasuk anak-anak sekolah bahkan pemaes temanten, mereka mengatakan batik itu identik dengan Pasar Klewer,” terang Sariyatun. Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya apresiasi masyarakat terkait batik dan juga adanya dampak globalisasi yang memunculkan homogenitas budaya yang juga ditakutkan akan menghilangkan akar budaya.

Warto memberkan judul Dekolonisasi Historiografi Indonesia dan Kesadaran Dekonstruktif untuk penelitiannya. Hal yang diusung Warto dalam penelitiannya adalah dekolonisasi sejarah Indonesia yang mengusung gagasan tentang pentingnya menempatkan sejarah Indonesia ke dalam konteksnya, dengan menekankan sudut pandang orang Indonesia sendiri (history from within). Dekolonisasi sejarah Indonesia ini juga dimaksudkan untuk meninjau kembali arah dan kecenderungan yang masih Nampak dalam penulisan sejarah Indonesia modern yang menggunakan perspektif kolonial. “Selama ini kita hanya mengetahui sejarah yang ditulis sesuai dengan keinginan pemerintah yang berkuasa, dengan dekolonisasi historiografi ini, ini juga berarti desentralisasi dan demokratisasi penulisan sejarah, ” ungkap Warto dalam jumpa pers sehari sebelum acara pengukuhan. [dodok red.uns.ac.id]

Skip to content